SAMIN-NEWS.com, PATI – Selasa (9/3) lalu sekitar pukul 11.00 pondasi salah satu Jembatan Kembar di alur Kali Wesi, masuk Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, ambrol sehingga jembatan tua tersebut seharusnya tidak dilewati kendaraan bermuatan berat. Dengan demikian, selang sehari kemudian pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Pati memasang rambu pengalihan arus di jalur Juwana-Tayu maupun sebaliknya.
Khusus yang disebut terakhir atau Tayu-Juwana rambu pengalihan arus lalu lintas dipasang di pertigaan ruas jalan antara Guyangan, Kecamatan Trangkil – Jetak, Kecamatan Wedarijaksa, langsung ke Juwana. Sedangkan yang dari Juwana-Tayu, rambu yang sama di pasang di ujung pertigaan menuju Pasar Selok atau antara Bakaran-Langgenharjo, Kecamatan Juwana ke Jetak, Kecamatan Wedarijaksa.
Akan tetapi dari pantauan di lokasi jembatan yang ambrol, rambu pengalihan arus lalu lintas atau rambu ditutupnya ruas jalan itu, ternyata banyak diabaikan oleh para pengguna jalan. Utamanya, adalah kendaraan jenis truk pengangkut barang, baik material maupun tanki pengangkut air dan bakar masih banyak yang lalu lalang melintas di atas sisi kiri (Juwana-Tayu) pada jembatan tersebut yang belum ikut ambrol.
Jika kondisi arus lalu lintas sehari-hari tetap seperti itu, maka bisa dipastikan bagian lantai jembatan sisi kanan Juwana-Tayu tersebut sedikit demi sedikit, material batu merah yang terpasang satu per satu rontok. Hal tersebut tak bisa dihindari sebagai dampak dari getaran kendaraan roda empat yang melintas di atasnya, karena para sopirnya yang tetap nekat.
Sedangkan rontoknya batu merah yang terpasang sebagai konstruksi jembatan tua peninggalan kolonial Belanda tersebut memang tak bisa dihindari. Dengan demikian, jembatan itu bukanlah konstruksi jembatan model baru, sehingga banyak pengguna jalan yang tidak menyadari hal tersebut, maka kendati sudah ditutup dan dialihkan arus lalu lintasnya mereka tetap nekat.
Karena itu, menyikapi kondisi tersebut satu-satunya upaya yang harus dilakukan pihak berkompeten, adalah memperbaiki pondasi jembatan yang ambrol, agar kendaraan pengangkut muatan tidak lagi lalu-lalang di atasnya. Sedangkan untuk mengembalikan fungsi jembatan itu secara maksimal, tentu harus diganti jebatan dengan baru.