SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah pusat akan mengimpor beras sebanyak satu juta ton pada tahun ini. Namun, rencana ini banyak mendapat penolakan dari beberapa pihak, mulai petani hingga pengurus petani muda HKTI.
Ketua Petani Muda HKTI Kabupaten Pati, Muhammad Sidiq merespon terkait pemerintah mau impor satu juta ton beras, pihaknya mempunyai dua versi sudut pandang yang berbeda. Namun secara pribadi menolak tegas rencana impor tersebut.
“Jawaban pertama, jika orang birokrasi pemerintahan seperti itu dengan alasan hal tersebut sudah disepakati tahun-tahun sebelumnya bersama mendag, di komisi DPR dan seterusnya itu saya membahasakan dengan istilah monggo,” ucapnya kepada Samin News.
Pihaknya menjelaskan, rencana impor satu juta ton beras melalui perum Bulog tersebut sudah dibahas pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, baru bakal direalisasikan tahun ini.
Meski demikian, Ia ngotot menolak tegas terhadap impor tersebut. Pasalnya, kebijakan ini akan merugikan dan mencekik para petani dalam negeri. Betapa tidak, jika memang demikian adanya maka akan mempengaruhi harga padi lokal yang merosot.
“Tetap saja apapun alasannya yang namanya impor satu juta ton beras itu melukai hati petani lokal/dalam negeri,” tegasnya.
Terlebih, Ia melanjutkan tergabung dalam pengurus petani muda HKTI Kabupaten Pati, pendapat secara pribadi terkait kebijakan impor satu juta ton beras jelas menolak.
Apalagi, di masa pandemi Covid-19 bidang pertanian sangat berjasa terhadap kestabilan negara. Lantaran, dari berbagai sektor, pertanian masih tetap eksis menyokong ketersediaan kebutuhan pangan nasional.
Oleh sebab itu, seluruh pemangku kepentingan harus berkomitmen dalam mengutamakan produk dalam negeri agar masyarakat tidak dipersulit di masa sulit akibat dampak pandemi covid-19 yang berkepanjangan.