SAMIN-NEWS.com, PATI – Usai merazia para remaja yang melakukan tongtek pada dini hari di bulan Suci Ramadhan beberapa hari lalu, karena meresahan warga, Jumat (16/4) sore tadi sekitar pukul 17.00 ganti merazia pelaku balap motor liar. Apa yang dilakukan para remaja ini, sudah pasti meresahkan para pengguna jalan, tempat di mana balapan tersebut berlangsung.
Sedangkan lokasi yang selama ini digunakan mereka melakukan balap motor liar di sore hari, tak lain di ruas jalan Cengkalsewu, Kecamatan Sukolilo, Pati-Bulung, Kecamatan Jekulo, Kudus. Tepatnya antara Desa Kasiyan-Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero.
Hal itu sebenarnya sudah berlangsung lama, tapi setiap kali dibubarkan oleh petugas, mereka kembali mengulangnya. Akan tetapi, dalam razia kali ini para pembalap motor liar ini, jelas merasa terkena batunya.
Kapolsek Sukolilo, Iptu Sahlan SH MM, ketika ditanya berkait hal tersebut tidak mengelak, karena sebanyai 14 remaja lengkap dengan barang bukti sepeda motor sebanyak 11 buah diangkut ke Mapolsek. ”Mereka terpaksa kami amankan, karena harus kami berikan pembinaan, agar tidak mengulang apa yang mereka lakukan selama ini,” tandasnya.
Sebab, lanjutnya, balapan motor liar atau trek-trekan motor di jalan, jelas meresahkan para pengguna jalan. Tidak hanya itu, para pengguna jalan baik dari arah Sukolilo ke Kudus maupun sebaliknya, tentu tak berani melintas di ruas jalan tersebut.
Padahal waktunya sudah sore, sehingga yang berada di perjalanan tentu bermaksud kembali ke rumah masing-masing secepatnya. Demikian pula, bagi yang tengah menjalankan ibadah puasa juga ingin cepat tiba di rumah untuk berbuka puasa bersama keluarga, tapi mereka tak berani melintas di ras jalan itu sebelum trek-trekannya berakhir.
Dengan demikian, apa yang mereka lakukan itu, jelas mengganggu arus lalu lintas dan menimbulkan rasa takut bagi para pengguna jalan. Akan tetapi, mereka justru merasa bangga karena dalam balap motor liar ini juga ada warga yang datang khusus menontonnya.
Karena itu, untuk tahap ini baru mereka yang terlibat balapan saja yang diangkut ke Mapolsek, tapi jika di lain kesempatan itu yang menonton juga bisa saja harus ikut bertanggung jawab. Sebab, mereka ini juga memberikan semangat kepada para pembalap liarnya.
Untuk memberikan pembinaan kepada yang bersangkutan semata, tentu tidak cukup, maka orang tuanya juga ikut serta dihadirkan ke Mapolsek. ”Masih belum cukup dengan itu, para orang tua yang bersangkutan juga harus datang dengan kepala desa,” tandasnya.