Dalam menyelengarakan hajat Kirab Prosesi Hari Jadi Pat, 7 Agustus mendatang, saatnya pihak yang berkompeten melakukan berbagai persiapan, di antaranya pengecatan pendapa Kemiri, di Desa Sarirejo, Kecamatan Kota Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM KENDATI pelaksanaan peringatan Ke-696 Hari Jadi Pati dengan Kirab Prosesei ” Boyongan” (pemindahan) Pusat Pemerintahan (masa itu) Kadipaten Pati dari Kemiri ke Kaborongan ditenderkan, ada bagian-bagian kecil yang tampaknya lupa diagendakan. Salah satu di antaranya, adalah upaya mempercantik pendapa Kemiri.
Minimal, ya pengecatan tiang pendapa, lisplank, pengantian lambang daerah maupun mengganti atap genteng yang pecah. Hal itu tampaknya sudah dilakuka pihak berkompeten, yaitu Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, karena untuk keperluan tersebut tidak masuk bagian pekerjaan yang ditenderkan.
Jika kembali mengacu pada peringatan hari jadi di tahun-tahun sebelumnya, semua terpusat di pendapa Kemiri. Sedangkan prosesi kirab boyongan sebagai agenda utama, hanya dilaksanakan satu kali dalam lima tahun, dan itu pun terpusat di Kemiri yang konon disebut-sebut sebagai awal pusat pemerintahan Kadipeten Pati setelah ”brubuh” kedua kadipaten yang saling berseteru, yaitu Kadipaten Paranggaruda dan Kadipaten Carangsoko.
Biasanya pula, dalam mengawali prosese Hari Jadi Pati, sehari sebelumnya dilakukan kenduri dan doa bersama di Pendapa Kemiri. Malam harinya dilanjutkan dengan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Pati, karena lembaga legislatif inilah yang ”nggedok” Perda No 2 Tahun 1994 tanggal 31 Mei Tahun 1994 tentang Hari Jadi Kabupaten Pati. Selesai rapat paripurna istimewa, semua punggawa kabupaten kembali ke pendapa Kemiri dengan kegiatan malam tirakatan.
Empat unit kereta yang pernah digunakan kirab prosesi lima tahun lalu, dan pernah dibiarkan mangkrak, kini sudah diperbaiki dan dilakukan pengecatan, dan ditempatkan secara khusus di lingkungan pendapa Kamiri.(Foto:SN/aed)
Sedangkan dalam peringatan tahun ini, selesai rapat paripurna istimewa para pungguwa harus menuju ke pendapat kabuaten, di Kaborongan (pusat pemerintahan) sekarang. Agendanya, adalah ”manakiban” dan makan bersama, baru masing-masing menuju ke pendapa Kemiri untuk tirakatan, serta tanggal 7 pagi harimya dimulai kirab prosesi.
Masih mengacu biasanya dalam prosesi tersebut, biasanya yang diarak dari pendapa Kemiri menuju Kaborongan adalah pusaka yang disebut-sebut sebagai ”piandel” Pati di anatarany (replika-Red) ”khuluk kanigara.” Sedangkan yang namanya ”khuluk” itu merupakan bagian dari kebesaran untuk mahkota, tapi di Pati sebagai pusaka ”piandel.”
Untuk pusak ”piandel” Pati lainnya yang ikut dikirab, adalah ”keris rambut pinutung, dan hanya dua pusa itulah yang menjadi bagian dari simbol lambang daerah Kabupaten Pati sampai saat ini. Sedang konon pusaka ”piandel” Pati yang pemiliknya Penewu Majasemi, Sukmoyono, masih ada dua lainnya, yaitu ”keroncong gumbala geni” dan ”sabuk tali wangke.”
Akan tetapi sepengetahuan penulis dua pusaka yang disebut terakhir, dalam kirab prosesi tak pernah terlihat kendati sekadar rep[likanya. Terlepas dari hal tersebut, dalam persiapan kirab prosesi Hari Jadi Pati tahun ini, dipastikan sangat meriah sehingga masyarakat di seluruh Kabupaten Pati bisa ”tumplek bleg” di sepanjang jalan yang dilewati, untuk menontonnya.(bersambung)