SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika belakangan gerak tim pemakaman jenazah stada protokol Covid-19 dai Badan Penanggulanga Bencana Daerah (BPBD) Pati 1 atau Pati selatan, seperti tampak sedikit melambat, hal itu memang tidak salah. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satu di antaranya jelas kejenuhan.
Sebab, mereka hampir tiap hari harus mengusung peti jenazah dan menutup/menguruknya mengunakan cangkul, tak mengenal waktu baik pagi, siang, sore dan malam. Bahkan, kadag-kadang sampai menjelang subuh dinihari, sehingga kelelahan dari sisi fisik sekuat apa pun akan mengalami penurunan.
Apalagi, beberapa hari terakhir ini jenazah yang haris dimakamkan stanbdar protokol Covid-19 juga cukup banyak, termasuk hari ini sampai siang pukul 14.00 tadi baru berhasil memakamkan sebagian jenazah. ”Karena itu, akhirnya personel harus ditambah satu tim lagi berkekuatan sepuluh orang sehingga mulai saat ini sudah ada dua tim dengan kekuatan 20 orang,” ujarnya.
Dengan penambahan personel tersebut, lanjut dia tentu merupakan suntikan tenaga baru sehingga jika jenazah yang harus dimakamkan dalam jumlah banyak semua tim bisa bergerak bahu membahu. ”Sebab, jika tim tda ditambah maka pelaksanaan pemakaman harus saling menunggu, tertama adalah pihak keluarga yang minta untuk didahulukan kepentingannya,” imbuh dia.
Dalam kesempatan terpisah diperoleh keterangan, munculnya kondisi beruntun berkait dengan Covid-19 du Desa Tawangrejo, Kecamatan Winong. Beberapa waktu lalu, Tim Gugus Tugas kecamatan setempat harus membubarkan warga yang sedang punya hajatan ”ngunduh mantu” karena di desa tersebut banyak warga terpapar.
Sedangkan hari ini, salah seorang perempuan yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo Pati akhirnya meninggal. ”Alamarhumah terpapar setelah menghadiri undangan hajatan pernikahan, tapi bukan yang dibubarkan melainkan beberapa waktu sebelumnya,”papar salah seorang warga setempat, sebut saja Yus Martono.