SAMIN-NEWS.com, PATI – Tak peduli seluruh badan berkeringat maupun gatal-gatal gigitan nyamuk karena berada di lingkungan kompleks makam, tapi bagi Tim Pemakaman Jenazah standar protokol Covid-19 BPBD Pati 1, tidur melepas penat sesaat dilakukan. Bahkan dengan bersandar di pohon, tembok maupun kendaraan dinas-nya mereka juga bisa melakukan.
Apalagi jika hal itu dilakukan di tengah kesempatan menunggu kedatangan jenazah, maka hal tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kesempatan bisa tidur sejenak dalam kondisi kelelahan karena harus mengusung peti mati dan juga mencangkul meskipun tidak menggali lubang jika tiap hari dilakukan, tentu menguras tenaga.
Apalagi, papar koordinator pemakaman Pati 1, Khayun Fulanun, jika kebetulan bertemu dengan kondisi tanah di lokasi pemakaman yang berbentuk lempung, hal itu menyita banyak tenaga. ”Kondisi seerti itu sering dijumpai di lokasi pemakaman di kawasan wilayah pantai,”ujarnya.
Telepas dari hal tersebut, lanjutnya, melaksanakan tugas seperti ini adalah menjadi bagian dari kepedulian untuk bisa berbuat terhadap sesama, utamanya dalam kesempatan di mana semua orang tidak mempunyai keberanian melakukan. Padahal, sebenarnya tim yang diberi nama ”jaga tetangga” sebernya sudah terbentuk di banyak desa.
Akan tetapi, kondisinya belum bisa difungsikan secara maksimal, tapi pihaknya pun menyadari bahwa terhadap orang yang tidak berani melakukan hal tersebut tentu tidak bisa dipaksakan. Dengan demikian, semua tim sadar betul dan benar-benar memahami kondisi itu, sehingga kendati saat kelelahan harus tidur di sembarang tempat adalah hal biasa.
Jangankan hanya soal tidur, sindiran dan cemoohan dari masyarakat juga sudah biasa karena sering juga diterima, karena tidak semua bisa memahami tugas yang harus dilaksnakan. ”Dengan demikian, masih ada juga yang menganggap kami ini bagian dari pihak yang sengaja membuat orang meninggal di-Covid-kan,”selorohnya.