SAMIN-NEWS.com, PATI – Selain berlangsung sekali pemakaman tiga jenazah standar protokol Covid-16, Rabu (21/Juli) sore kemarin, di Desa Pegandan, Kecamatan Margorejo , maka jumlah jenazah yang dimakamkan Tim Pemakaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, tetap seperti hari sebelumnya. Yakni, sebanyak 8 jenazah karena selesai pemakaman itu tim harus memakamkan lagi dua jenazah lainnya.
Sedangkan pagi hingga siang hari sebelumnya, tim yang sama juga selesai memakamkan tiga jenazah lainnya di lokasi berbeda, sehingga jumlah seluruhnya belum ada penurunan lagi atau tetap seperti Selasa (20/Juli) lalu, yaitu 8 jenazah. Hanya saja, tim relawan Mbah Anggur atau Pati 2 (utara) selama sehari penuh, bahkan sejak pagi hingga malam hari sama sekali tidak melaksanakan tugas pemakaman.
Dengan kondisi seperti itu, papar Koordinator Tim Pemakaman BPBD Pati, Khayun Fulanun, harapan selanjutnya kawasan wilayah Pati utara mulai dari Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Cluwak, Gunungwungkal, Margoyoso hingga Kecamatan Trangkil, tidak lagi berlangsung pemakaman standar tersebut. ”Kemudian hari-hari berikutnya, diikuti kawasan Pati tengah dan Pati selatan,” tandasnya.
Hanya saja, lanjut dia, pihaknya kembali kehilangan rasa optimistis hal itu akan bisa terjadi dalam waktu dekat, menyusul berlangsungnya hal-hal yang sulit diperkirakan. Salah satu di antaranya, yaitu dalam waktu bersamaan di satu desa, yaitu Pegandan, Kecamatan Margorejo harus berlangsung pemakaman tiga jenazah standar protokol Covid-19 secara bersamaan.
Bahkan, paparnya lagi, dua dari tiga jenazah tersebut adalah pasangan suami-istri (Pasutri) yang sebelum meninggal juga sama-sama dirawat di Rumah Sakit (RS) Mitra Bangsa Pati. Dengan demikian, banyak komentar menyebutkan, bahwa yang terjadi adalah bukti cinta pasutri sehidup semati sampai sakit dan meninggal pun bersama-sama.
Kendati demikian, harapan segera berakhirnya masa pandemi Covid-19 ini tentu selalu muncul tidak hanya pada diri tim pemakaman BPBD Pati, melainkan oleh banyak pihak yang selama ini merasa banyak hal menjadi jungkir-balik, menjadi tidak sebagaimana mestinya. ” Padahal, siapa pun sudah tentu melakukan berbagai upaya untuk keluar dari kesulitan di masa pandemi ini,” imbuhnya.