SAMIN-NEWS.com, PATI – Sudah sepekan wilayah Pati utara tidak ada warga yang meninggal dan harus dimakamkan standar protokol Covid-19, sehingga wilayah itu mampu bertahan dari kondisi yang rasanya seperti belum mau berhenti. Akan tetapi, Jumat (13/Agustus) kemarin tim di bawah koordinasi Mbah Ali alias Mbah Anggur ini harus kembali memakamkan satu jenazah standar tersebut.
Sedangkan tim pemakaman jenazah Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati selatan, di hari yang sama ganti tidak melaksanakan tugas itu. Dengan demikian, dari pagi, siang, sore hingga malam mereka mempunyai banyak waktu luang untuk beristirahat, tapi kesiapan tugas piket di pos maupun di rumah masing-masing juga siap berangkat jika harus berangkat ke lokasi pemakaman.
Ditanya berkait masih adanya jenazah yang harus dimakamkan standar protokol Covid-19, Koordinator Pemakaman BPBD Pati, Khayun Fulanun menegaskan, pihaknya tetap optimistis bahwa suatu saat warga Pati yang meninggal dan harus dimakamkan dengan standar tersebut suatu saat pasti berhenti total. ”Buktinya, jika dibanding jauh hari sebelumnya kami harus memakamkan banyak jenazah, sekarang tinggal satu maupun dua,” ujarnya.
Hal itu membuktikan, lanjutnya, jika sekarang masih ada jenazah yang harus dimakamkan satu atau dua, untuk saat ini harus bisa diterima dengan sabar dan lapang dada. Sebab, apa yang diminta untuk bisa berhenti segera ternyata belum dikabulkan sehingga kondisi seperti ini tetap juga harus diterima sebagai ujian, karena semua berkait dengan kematian.
Terlepas dari hal itu, untuk Sabtu (14/Agustus) hari ini sejak bagi belum ada pemberitahuan dari rumah sakit adanya kematian yang jenazahnya harus dimakamkan standar protokol Covid-19, baik di Pati utara maupun selatan. Dengan demikian, apa yang bisa kita harapkan hanyalah agar kematian tersebut tidak ada, sehingga pihaknya tentu tidak harus melaksanakan tugas pemakaman.
Menjawab pertanyaan, apa berhentinya pemakaman standar tersebut secara total, baik hari ini dan hari berikutnya itu menunggu setelah peringatan hari bersejarah, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia? Jawaban Kahyun Fulanun pun ganti balas bertanya, ”Apa kami ini peramal atau ahli nujum?,” selorohnya.