Menyimak Obrolan Pagi dari Tempat Pelacuran di Luar Lorong Indah

Pos depan masuk lorong sisi kanan Pasar Hewan Margorejo yang juga sebagai tempat ”esek-esek” yang beberapa waktu lalu juga sudah ditutup (atas) dan pemasangan baner imbauan di tembok pagar pasar hewan (bawah).

BEGITU pengawasan jajaran aparat keamanan sedikit mengendor, maka kucing-kucingan untuk melakukan transaksi ”esek-esek” di Margorejo tak bisa dihindari. Akan tetapi untuk sementara ini, kucing-kucingan akan sulit terjadi baik di kompleks pelacuran Lorong Indah (LI) maupun Kampung Baru (KB), karena penjagaan oleh jajaran petugas berlangsung siang dan malam.

Akan tetapi, tempat pelacuran yang di luar itu dan sama-sama sudah ditutup seperti di lorong sebelah kanan Pasar Hewan Margorejo, rasanya sulit menghindari terjadinya kucing-kucingan tersebut. Karena itu ”Samin News” Rabu (8/September, tadi pagi sempat menguping dan menyimak obrolan dua laki-laki berkendara motor di emper sebuah warung yang memang tidak buka pintunya.

Sementara itu, ada sejumlah pengendara motor lainnya yang hilir-mudik, masuk dari ujung lorong, dan ketika sampai di dalamnya mendapati sejumlah warung tidak buka pintunya tidak buka, akhirnya keluar lagi. Mendadak tiba-tiba muncul perempuan berkendara motor yang semula dari arah depan ujung lorong sampai batas belakang pagar pasar hewan kemudian balik lagi ke arah semula.

Salah satu dari lelaki yang entah memang sudah kenal atau sengaja berspekulasi menyapanya, ketika perempuan berkendara motor dengan helm pengaman yang menyamarkan wajahnya hendak balik keluar dari lorong tersebut. Atas sapaan dan pertanyaan itu, perempuan yang bersangkutan memang sempat berhenti sejenak, serta menjawab mau kembali ke kos. ”Pintu warungnya juga tutup karena tidak menerima,” ujarnya. dan kemudian perempuan itu pun meninggalkan tempat tersebut.

Inilah salah satu warung dimaksud yang disebutkan tidak mau menerima dan tutup pintunya.

Sepeninggal perempauan yang dari sisi perkiraan usia sudan mencapai 25- 30 tahun itu, akhirnya lelaki yang tadi tanpa diminta pun berkomentar. Jika seorang laki-laki ditangkap karena berada di warung yang menyediakan perempuan, jelas-jelas sangat memalukan keluarga yang ternyata di warung yang tutup pintunya, Selasa (7/September) kemarin sekitar pukul 10.00 dirazia.

Ketika ditanya, apa benar-benar mengetahui sendiri kejadian tersebut lelaki yang bersangkutan menyebutkan, bahwa hal tersebut ramai dibicarakan pengunjung warung kopi di sebelahnya yang memang tempat ngopi. Di mana ceritanya, ungkap dia sebagaimana didapatkan dari warung kopi itu, bahwa di rumah/warung yang tutup pintunya ada tiga perempuan bersama beberapa laki-laki.

Akan tetapi, mereka belum sempat masuk kamar melainkan baru pada tahap omong-omong, sampai akhirnya datang petugas dari kepolisian. Sehingga ketika perempuan itu pun lari bersembunyi masuk ke kamar masing-masing, sampai akhirnya diminta keluar, dan diminta keterangan seputar keberadaannya di tempat tersebut, tapi cerita selanjutnya tidak berlanjut.

Sebab, yang datang ke warung juga bertambah sehingga dia yang merasa sudah terlalu lama di warung kopi itu keluar ganti duduk di emper warung yang memang tutup pintunya. Hanya saja, ketika ditanya, berasal dari mana lelaki tersebut tidak berterus terang, melainkan berkomentar bahwa pemerintah menutup warung tempat praktek para perempuan tersebut tentu tidak salah.

Karena yang masih nekat adalah perempuannya yang memang tidak bisa bekerja apa-apa, maka pilihannya berada di warung tak bisa ditinggalkan. ”Sebab, jika hal tersebut dilakukan di tempat mereka kost, justru malah salah besar karena tempat kost biasanya ada di dalam lingkungan warga,” ujarnya dengan tetap duduk di emper warung seperti semula.

Previous post Pemberlakuan Zona Bebas Pungli dan Percaloan di Tempat Uji Kendaraan Bermotor Dishub Pati
Next post Pemanfaatan Pengolahan Biogas yang Terbengkalai Kembali Dipersiapkan

Tinggalkan Balasan

Social profiles