SAMIN-NEWS.com, PATI – Dalam rangkaian memperingati Hari Wayang Se-Dunia, Minggu (7/November) 2021 mendatang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, menyelengarakan Lomba Dalang Cilik dan Remaja. Lomba yang diselenggarakan Kamis (21/Oktober) hari ini, di aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) akan berakhir Rabu (27/Oktober) pekan depan tersebut dibuka resmi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Winarto SPd MHum.
Sesuai jadwal, untuk pelaksanaan lomba hari pertama, masing-masing akan tampil lima peserta dengan diberi kesempatan selama satu jam. Ternyata lima dalang cilik yang unjuk kebolehannnya semua dari Pati, masing-masing sebagai penampil pertama adalah Ageng Purwa Carita yang membawakan cerita ”Abimanyu Gugur,” dan penampil kedua Moh Fairus Mizan dengan menyajikan cerita ”Wahyu Narantaka.”
Selesai istirahat selama satu jam, lomba dilanjutkan lagi untuk penampil ketiga, Rafa Galih Pratama dengan cerita ”Sesaji Rasa Suya,” dan penampil berikutnya (4) Muhammad Rafka Dawani dengan cerita ”Sang Rajama.” Sedangkan penampil kelima (terakhir) Egi Ferdiansyah Putra, membawakan cerita sama dengan penampil kedua ”Wahyu Narantaka.”
Untuk Jumat (22/Oktober) besok, akan menyusul tampilnya lima dalang cilik semuanya masih dari Pati, dan Sabtu (23/Oktober) atau hari berikutnya, akan tampil enam peserta. Masing-masing dari Rembang (2 peserta), Blora ( 1), Jepara (1), serta Pati (2 peserta), dan mulai Senin (25/Oktober) dilanjutkan dengan Lomba Dalang Remaja yang diikuti sembilan perserta.
Dengan tampilnya sejumlah peserta yang terhitung masih cukup lumayan, papar Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Hardi Djatmiko menyebutkan, bahwa untuk seni pedalangan di kalangan anak-anak masih diminati. ”Sedangkan data dari Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), masih ada empat sekolah yang pesertanya menerima pembelajaran kesenian wayang kulit,”ujarnya.
Diminta tanggapannya terpisah, dalang ”gaek” Kartopel” atau nama asli dari Kartubi yang pernah ”moncer” namanya sebelum sekarang tenggelam dilibas zaman menuturkan, dari apa yang diamati seharian sejak pagi hingga selesainya tampilan peserta, paling tidak ada dua penampil patut diperhitungkan. Ini hanyalah pengamatan subjektif dari kacamata dalang tua, sehingga bisa saja pengamatannya itu salah.
Akan tetapi, pengamatan yang dilakukan juga bisa saja benar, dan yang tampil di hari pertama tentu kelompok anak yang tampil di hari kedua, minimal juga ada dua dalang cilik yang juga layak diperhitungkan, meskipun belum tampil dalam perlombaan. Hanya saja, dari hasil mengikuti pekerkembangannya selama ini, dia juga mengetahui kemampuan dalang anak-anak di Pati yang rata-rata cukup membanggakan.
Karena itu tampilan 12 dalang cilik dalam kesempatan Lomba Dalang Anak ini, tetap akan diuji mampu tidak hasil tampilannya bersaing dengan empat dalang cilik lainnya dari Rembang, Blora, dan Jepara. ”Mereka akan tampil pada hari ketiga, Sabtu (23/Oktober), sehingga baru diketahui hasilnya siapa dalang cilik yang mampu menggondol juara,”ujarnya.