SAMIN-NEWS.com, PATI – Hari kedua pelaksanaan Lomba Dalang Anak dan Remaja Se-Eks Karesidenan Pati, Jumat ( 22/Oktober) 2021 hari ini, masih diramaikan persaingan lima dalang cilik dari Pati dalam mengadu kebolehan. Mengingat ini lomba, maka yuri tentu akan menilainya secara cermat dan maksimal atas kemampuan masing-masing dalang cilik itu.
Penilaian yuri sudah pasti tidak hanya terfokus pada unsur kelebihan masing-masing, melainkan adalah semua unsur penunjang yang menjadi tolok ukur penilaian. Dengan demikian, maka akan diperoleh unsur-unsur penilaian yang objektif apa yang menjadi standar terhadap penilaian kemampuan anak, sehingga dalam lomba ini yuri bukanlah untuk menghakimi, melainkan sebagai pemutus berdasarkan unsur kreteria yang menjadi kesepakatan.
Akan tetapi di sisi lain, sebagaimana diungkapkan dalang ”gaek” asal Pati, Kartopel yang tetap setiap mengikuti perkembangan seni pedalangan di daerahnya, tetap mempunyai standar penilaian subjektif berkait sebagai pihak yang mengamati. ”Dengan kata lain, kami ini melihat kemampuan anak-anak ini bukan hanya saat tampil dalam lomba saja, tapi dalam proses berlatih kami pun kadang-kadang datang melihatnya,”ujarnya,
Karena itu, lanjut dia, apa kemampuan dan kelebihan dalang cilik ini terekam dalam penilainnya secara subjektif dari kacamata seorang dalang yang sudah uzur dari sisi umur. Akan tetapi, saat ini untuk perkembangan dalang anak-anak tentu menyangkut kemampuan dan kelebihan, jelas lebih maksimal generasi sekarang, karena fasilitas dan kondisi yang dihadapi sudah jauh berbeda dengan kondisi anak-anak pada masanya.
Dengan demikian, melihat kemampuan dan perkembangan dalang anak-anak sekarang itu lebih menjanjikan untuk meraih sukses bila dibanding dengan dalang-dalang tua pada masanya dulu. ”Asal anak-anak ini dibawa dalam pembinaan yang maksimal, bibit dari anak-anak yang sekarang sudah beranjak dewasa maupun menjadi remaja, sudah ada beberapa yang menjanjikan,”imbuhnya.
Untuk hari kedua, lima dalang cilik dari Pati sebagai penampil masing-masing adalah Muhtamim Khoirul Huda dengan membawakan cerita ”Ciptaning,” Gandrung Swara Al Ghiffari dengan lakon ”Gatutkaca Lahir,” dan Vincent Colin Putra Farlian dengan lakon ”Brajadenta Mbalela.” Selain itu ada pula Enggar Aryadewa Sisetyo dengan lakon ”Brubuh Ngalengka” dan Aditya Ilham Ardiansyah menampilkan lakon ”Ngamarta”.