SAMIN-NEWS.com, Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan konsep Merdeka Belajar yang diusung Kemendikbud Ristek bukan sekadar proses transfer pengetahuan kepada murid. Tetapi, juga untuk membangun terciptanya mencintai belajar serta menjamin lingkungan pembelajaran yang aman.
Hal itu disampaikan Nadiem saat peresmian pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pencegahan dan Pengananan Kekerasan di Bidang Pendidikan. Kemendikbud Ristek, katanya membentuk Pokja untuk memperkuat upaya dan kolaborasi dalam pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan.
“Kita butuh rencana tindak lanjut yang konkret untuk memastikan semua inisiatif yang kita rancang bisa diimplementasikan secara berkelanjutan,” kata Nadiem dikutip dari laman resmi Kemendikbud Ristek, Selasa (21/12/2021).
Dengan pembentukan Pokja, juga mendukung konsep Merdeka Belajar untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, anak-anak harus belajar di lingkungan yang aman dan nyaman, bebas dari kekerasan. Mulai dari jenjang paling dasar sampai tinggi.
Menurut Menteri Nadiem, saat ini dunia pendidikan mengalami tantangan besar dengan adanya “tiga dosa besar”, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.
Lebih lanjut, katanya berdampak pada selain menghambat terwujudnya lingkungan belajar yang baik, juga memberikan trauma yang bahkan dapat bertahan seumur hidup seorang anak. Untuk itu, Kemendikbudristek membentuk pokja yang spesifik menangani isu “tiga dosa besar” dunia pendidikan tersebut.
Oleh sebab itu, Nadiem mengajak semua orang untuk melakukan upaya yang bisa dilakukan sesuai kapasitasnya. Ketika dijalankan semua orang, maka kekerasan seksual bisa dicegah karena muncul suatu gerakan yang lebih mendasar di tengah masyarakat terkait pencegahan kekerasan di dunia pendidikan.
“Sebab aturan saja tidak cukup. Upaya ini harus kita lakukan bersama-sama, harus menjadi sebuah gerakan,” ujarnya.