SAMIN-NEWS.com, PATI – Soal muncul dan terjadinya banjir yang selama ini terjadi dan melintas di beberapa desa kawasan hilir, termasuk di antaranya ibu kota Kecamatan Kayen, ternyata terus berulang. Utamanya adalah saat berlangsungnya musim penghujan, atau jika kondisi di kawasan Pegunungan kendeng di bagian selatan (hulu) wilayah kecamatan tersebut diguyur hujan deras.
Kondisi tersebut menyebabkan, wilayah desa di kecamatan itu seperti Desa Slungkep, Sumbersari, Kayen, Trimulyo, dan juga Srikaton tak bisa terhindar dari ancaman terjadinya banjir akibat rusaknya DAS yang berhulu di pegunungan tersebut. Apalagi, jika desa-desa di kawasan itu seperti Beketel dan Durensawit diguyur hujan deras, maka ancaman terjadinya banjir seperti sudah menjadi langganan.
Hal itu terjadi, karena kondisi Pegunungan Kendeng sendiri sudah lama terjadi kerusakan karena kawasan ini juga pernah menjadi tempat perburuan lokasi untuk penambangan fospat. Kendati sekarang, penambangan tersebut sudah tidak seramai dulu, tapi kerusakan yang ditinggalkan juga berdampak pada rusak atau terjadinya pendangkalan serta penyempitan alur kali yang ada.
Di antaranya yang paling parah, memang di alur Kali Mangin dan juga di Kali Slungkep, sehingga dampak yang ditimbulkan adalah limpasnya air dari alur kali tersebut sampai luber ke mana-mana, terutama di kawasan hilir. Dengan demikian, salah satu solusi untuk mengurai permasalahan itu tak lain di kawasan pegunungan tersebut harus dibangun waduk atau tempat tampungan air agar sebelum masuk ke alur kali, terlebih dahulu masuk ke tempat tampungan yang disediakan.
Salah seorang personel dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kayen, di Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Supriyono, membenarkan hal tersebut. Memang sudah ada gambaran untuk membangun waduk mini oleh Kementrian PUPR dengan mengambil lokasi di Desa Durensawit, Kecamatan Kayen, tapi kapan pastinya belum diketahui secara pasti.
Hanya saja, beberapa hari lalu sudah ada penyampaian review desain kepada kalangan warga desa setempat, sehingga waktu pelaksanaannya tentu masih lama. Akan tetapi, pihaknya bersama dari Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUTR Kabupaten Pati juga mengikuti penjelasan tersebut ke Desa Durensawit.
Dalam kesempatan itu dijelaskan, bahwa sekarang tersedia atau ada tiga calon lokasi untuk keperluan tersebut yang masing-masing harus dilakukan kajian maksimal. Dari hasil itu, barulah akan ditentukan mana lokasi yang menjadi pilihan, sehingga berikutnya baru diikuti dengan perencanaan yang akan diikuti dengan penyampaian usulan.
Mengingat rencana tersebut berupa pembangunan waduk, maka sumber dananya tentu harus ditopang dari APBN. ”Dengan demikian, terlebih dahulu harus ada skala prioritas mana yang perlu lebih didahulukan, sehingga tetap harus menunggu sampai benar-benar pembangunan waduk ini bisa dilaksanakan di Desa Durensawit,”imbuhnya.