SAMIN-NEWS.com, PATI – Setelah memanfaatkan waktu perpanjangan secara maksimal selama 40 hari kalender (HK), sejak 20 Desember 2021 lalu hingga sekarang, akhirnya paket pekerjaan pembangunan Bendung Blado, di Desa Jimbaran dan Bumirejo, Kecamatan Margorejo, bisa dituntaskan. Sebelum hasil pekerjaan tersebut diserahkan ke pihak pengguna anggaran, maka rekanan yang bersangkutan mulai melakukan bersih-bersih di lingkungan paket pekerjaan itu.
Ditanya berkait hal tersebut, pelaksana lapangan rekanan itu, Tari, membenarkan, bahwa untuk bersih-bersih ini sudah dimulai Sabtu (29/Januari) 2022 kemarin. Dengan demikian, diharapkan pada Senin (31/Januari) besok sudah bisa dituntas, sehingga tinggal mengangkut semua peralatan kerja yang masih digunakan bersih-bersih di lokasi.
Sebab, pihaknya juga sudah mendapat informasi, Tahun 2022 ini, di lokasi paket pekerjaan yang sama juga akan segera dimulai pelaksanaan paket pekerjaan yang sumber biayanya juga dari bantuan Bank Dunia (Loan) tapi juga disebut sebagai paket pekerjaan IPDMIP. ”Untuk paket pekerjaan lanjutan ini, adalah pembuatan saluran irigasi dari bendung ke areal persawahan para petani,”ujarnya.
Terpisah beberapa petani di kedua desa bersebelahan itu mengucapkan terima kasih, karena dengan selesai pembangunan Bendung Blado, berarti pemanfaatan kebutuhan air bagi para petani bisa diatur secara maksimal. Maksudnya, jika musim hujan seperti sekarang kebutuhan air para petani untuk kegiatan bercocok tanam padi para petani, tentu tidak harus mengambil air dari bendung.
Dengan demikian, air dari bendung akan limpas melewati bagian permukaan dan mengalir masuk ke alur kali bagian hilir, sehingga ancaman terjadinya limpasan air sampai luber melewati tanggul bisa dihindari. Sebab, tanggul alur Kali Blado yang berhulu di Lereng Patiayam melalui alur Kali Ngasinan akan terkendali setelah masuk ke Bendung Blado.
Karena itu, para petani baru akan memanfaatkan air secara maksimal setelah musim tanam (MT) II, antara Mei s/d Juli. ”Kemudian berlanjut hingga September atau Oktober, karena para petani pada MT 3 juga biasanya memilih untuk kembali menanam padi ketimbang palawija, kemudian dilanjutkan hingga MT I seperti sekarang ini,”imbuh salah seorang petani Jimbaran, Karyudi.