SAMIN-NEWS.com, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan jumlah peneliti di Indonesia tergolong rendah dibanding dengan negara-negara di dunia. Menurutnya, jumlah peneliti di Indonesia tertinggal puluhan kali lipat seperti dari negara Jepang.
Wapres menyebutkan data yang dimilikinya menunjukkan peneliti di Indonesia sekitar berjumlah 216 orang per 1 juta penduduk pada tahun 2018 lalu. Ini diucapkan Wapres dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022 National Seminar melalui konferensi video yang dikutip Antara, Senin (7/2/2022).
“Data menunjukkan jumlah peneliti di Indonesia masih sangat rendah dibanding negara lain. Indonesia tertinggal jauh puluhan kali lipat dibanding ketersediaan peneliti di Jepang dan Korea Selatan pada tahun 2018,” ujarnya.
Merujuk data UNESCO Institute for Statistics (UIS) peneliti di Jepang sebesar 5.331 orang. Sedangkan di negara Korea Selatan sebanyak 7.980 orang. Negara China 1.307 orang serta Rusia sebesar 2.784 orang per 1 juta penduduk.
Dibandingkan dengan negara anggota G20, lanjut Wapres juga demikian. Secara persentase Indonesia kalah dari negara lain. Di tahun yang sama, 2018 data menunjukkan India mempunyai peneliti 32,65 persen dan Rusia 3,07 persen.
Sejalan dengan itu, pihaknya juga menyinggung terkait ilmuwan dan insinyur lulusan pendidikan tinggi bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (Stem) di Indonesia tergolong rendah.
“Persentase lulusan bidang Stem di Indonesia tercatat di 2016 sebanyak 18,62 persen, di 2017 sebanyak 18,55 persen dan di 2018 meningkat sedikit menjadi 19,42 persen,” jelas Wapres.
Rendahnya persentase ilmuwan dan lulusan Stem tersebut menurutnya berpengaruh terhadap praktik kreativitas karya anak bangsa. Praktik teori dan ilmu yang dipelajarinya itu belum mampu mendongkrak daya cipta bagi perekonomian Indonesia.
“Implikasi dari faktor-faktor tersebut menyebabkan inovasi belum menjadi praktik keseharian dalam banyak lapangan kehidupan, khususnya di bidang ekonomi,” terangnya.