SAMIN-NEWS.com, PATI – Kendati belum ditetapkan menjadi keputusan bersama dalam rapat koordinasi jajaran terkait yang membahas rekayasa lalulintas saat Jembatan Juwana I atau Jembatan lama dibongkar, untuk dibangun kembali memang tidak ada alternatif lain. Satu-satunya dalam rekayasa lalulintas, hanyalah menutup akses ujung jalan poros Desa Bumirejo, Kecamatan Juwana yang masuk ke ruas jalan nasional.
Dengan demikian, jika warga desa setempat hendak keluar menuju ke Juwana maka alternatif akses jalan yang dipilih adalah melewati jalan depan SMK Diponegoro ke timur sampai di jalan antara Juwana-Jakenan. Sebaliknya, bagi warga sekembalinya dari Juwana harus mengikuti arus lalu lintas di ruas jalan nasional ke timur sampai pertigaan Ngebruk belok kanan (selatan) menuju jalan ke tempat tinggalnya.
Camat Juwana, Sunaryo menyampaikan hal tersebut menjawab pertanyaan, Kamis (28/April) 2022 hari ini berkait dengan rekayasa lalulintas berikutnya jika Jembatan Juwana lama dibongkar, untuk dibangun kembali. Karena itu, pihaknya mengingatkan warga tidak perlu panik atau risau dengan langkah-langkah yang akan diambil untuk menghindari terjadinya kemacetan.
Dengan demikian, lebih baik warga tetap mengelola kegiatan usahanya secara maksimal agar bisa pulih seperti sediakala sehingga meskipun ada kendala tidak bisa melintas di ruas jalan seperti biasanya, hal itu tidak menjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. ”Apalagi, sebelum akses jalan alternatif itu dimanfaatkan, pihak rekanan diminta untuk melakukan penataan secara maksimal, termasuk bahu jalannya agar bisa bertambah maksimal,”ujarnya.
Apa yang muncul dalam usulan rapat koordinasi Selesa (26/April) 2022 lalu, hendaknya segera ditindaklanjuti, agar warga bisa mulai melewati akses jalan desa sebagai alternatif untuk tidak memotong ruas jalan nasional. Karena itu, saat diberlakukannya rekayasa lalulintas dari barat menjadi satu dengan ruas jalan untuk arus lalulintas dari timur, warga Bumirejo sudah terbiasa lewat di jalan alternatif, depan SMK Diponegoro.
Hal sama sudah barang tentu berlaku pula bagi warga di desa sekitar yang selama ini tiap hari melintas di jalan poros Desa Bumirejo, hendaknya juga bisa menyesuaikan. Yakni, tidak lagi lewat di ruas jalan yang ujungnya memang di jalan nasional yang digunakan untuk rejayasa lalulintas dari barat maupun timur, agar di lokasi itu tidak muncul kendala yaitu terjadinya kemacetan.
Di sisi lain, pihaknya juga mengusulkan yang ternyata juga menjadi agenda pembahasan dalam rapat koordinasi tersebut. Yakni, sudah saatnya Jembatan Juwana tersebut juga harus dinaikkan sampai di atas batas permukaan air pasang, agar perahu nelayan mulai dari Kedungpancing hingga sepanjang pinggir alur kali tersebut sampai Ngantru perahunya tetap bisa lewat saat air pasang tertinggi.
Ditambahkan, jika semula direncanakan pembangunan jembatan itu akan mulai dibangun usai Lebaran, tapi akhirnya diundur maksimal sampai awal Juni mendatang, untuk melakukan persiapan yang benar-benar maksimal. ”Akan tetapi, pembongkarannya bisa dilakukan lebih cepat agar tidak tertunda-tunda lagi, sehingga bisa diketahui lebih awal kendala yang muncul saat diberlakukannya rekayasa lalulintas,”tandas Sunaryo.