Pengerukan Tumpukan Sampah Bendung Blado Ditunda; Tidak Ada Akses Jalan Untuk Alat Berat

Kepala Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo, Suparjo (kanan) bersama salah satu personel, Edy Utomo dari Perusahaan Dua Kelinci yang menaruh peduli ikut membantu pengerukan tumpukan sampah Bendung Blado, di desa setempat.(Foto:SN/aed)
Kepala Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo, Suparjo (kanan) bersama salah satu personel, Edy Utomo dari Perusahaan Dua Kelinci yang menaruh peduli ikut membantu pengerukan tumpukan sampah Bendung Blado, di desa setempat.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Jumat (29/April) 2022 hari ini, sedianya akan dimulai pengerukan sampah Bendung Blado, di Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo oleh pihak pemerintahan desa setempat. Upaya tersebut mendapat dukungan dari perusahaan PT ”Dua Kelinci” yang menaruh kepedulian terhadap kondisi desa di lingkungan perusahaan itu, karena seringnya menghadapi banjir akibat bendung tertutup tumpukan sampah.

Sebelum itu, papar Kepala Desa Jimbaran, Suparjo, ketika ditanya berkait hal tersebut di lokasi bendung yang baru sekitar tiga bulan selesai dibangun dengan dana Bantuan Bank Dunia (Loan), dari pihak Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Kabuaten Pati, sudah menerjunkan pekerja ke lokasi tersebut. Akan tetapi, karena upaya pembersihan tumpukan sampah dilaksanakan secara manual, hasilnya tentu tidak maksimal.

Karena itu, pihaknya pun mencoba berkoordinasi dengan pihak perusahaan PT Dua Kelinci, sekiranya bisa ikut membantu membersihkan tumpukan sampah di bendung yang ternyata mendapat respons luar biasa, cepat tanggap dan dilakukan persiapan ke lapangan yang sedianya akan dimulai hari ini. Ternyata, jika pembersihan tumpukan sampah di bendung menggunakan alat berat atau ekskavator, justru menghadapi kendala faktor akses jalan.

Dengan kata lain, alat berat tidak bisa masuk ke lokasi karena dari jalan produksi atau ke persawahan harus menuju ke atas tanggul yang merupakan penataan tanah baru, sehingga rawan longsor. ”Jika itu sampai terjadi kemudian turun hujan, maka air dari bendung akan luber dan limpas ke areal persawahan petani, maka kami yang pusing menghadapi kondisi itu,”ujarnya.

Tumpukan sampah yang terus terjadi di Bendung Blado, Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo yang sampai saat ini belum bisa teratasi.(Foto:SN/dok-nn)
Tumpukan sampah yang terus terjadi di Bendung Blado, Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo yang sampai saat ini belum bisa teratasi.(Foto:SN/dok-nn)

Ketika pihak perusahaan yang akan ikut membantu membersihkan sampah yang menumpuk di bendung, lanjutnya, ternyata kendalanya alat berat tidak bisa masuk, sehingga pihaknya bersama perwakilan dari perusahaan masih tetap mencari jalan, agar alat berat bisa sampai di lokasi. Sedangkan untuk ”dump truck” pengangkut misalnya didatangkan ke lokasi tidak ada masalah, karena akses jalannya sudah siap.

Padahal, dengan dibangunnya fasilitas bendung, sebenarnya sudah tepat agar para petani bisa memanfaatkan air secara teratur. Akan tetapi, di balik hal tersebut justru memunculkan kendala, yaitu bila hujan terjadi banjir akibat luberan air dari hulu, tidak hanya di Jimbaran melainkan juga di Desa Sokokulon, dan Jambean Kidul.

Mengingat hal tersebut, maka permasalahan ini harus bisa segera diketahui oleh pemerintah pusat agar segera mendapat perhatian, maka perlu diungkapkan lewat media sosial, seperti di Tiktok.Selain itu, pihaknya bersama beberapa kedes yang wilayahnya terdampak juga sudah mengangkat permasalahan tersebut dalam forum musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Tahun 2023.

Dalam forum tersebut sudah disampaikan, upaya mengatasi terjadinya banjir maka tanggul-tanggul yang rawan mulai dari Sokokulon, harus dibuatkan talud pengaman agar tidak lagi mudah jebol. ”Dalam kesempatan itu juga sudah dimunculkan rencana pembiayaannya senilai Rp 2 miliar, tapi kalau tanggul yang rawan seluruhnya dibuatkan talud, biaya Rp 10 miliar pun tidak cukup,”tandasnya.

Previous post Hari Ini Terakhir Pekerjaan Pengerukan Kolam Tambat Kapal Kembali Dilanjutkan Usai Lebaran
Next post Sabtu Besok Lelang Ikan Terakhir di TPI Unit II Juwana

Tinggalkan Balasan

Social profiles