Warga Sambut Baik PT Dua Kelinci Ikut Peduli Bersihkan Tumpukan Sampah di Bendung Blado

Salah seorang warga Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo, Kasmanto (55), begitu mendengar akan ada pembersihan tumpukan sampah di Bendung Blado, langsung menuju ke lokasi.(Foto:SN/aed)
Salah seorang warga Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo, Kasmanto (55), begitu mendengar akan ada pembersihan tumpukan sampah di Bendung Blado, langsung menuju ke lokasi.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Kabar sebuah perusahaan di lingkungan tempat tinggalnya, yaitu PT Dua Kelinci, ikut peduli membersihan tumpukan sampah Bendung Blado, di Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo, warga pun menyambut baik respons tersebut. Sebab, dengan dibangunnya bendung itu ternyata memunculkan dampak terjadinya banjir bila turun hujan, sehingga menyusahkan warga.

Faktor penyebabnya, selain alur kali di bagian hulu hingga hilir terlalu sempit juga tanggulnya tidak kuat bila dihantam luapan air, sehingga gelontoran air pun limpas dan memunculkan banjir mulai dari Sokokulon yang berlokasi di kawasan hulu. Berikutnya, menyusul di Desa Jimbaran, karena Bendung Blado tersumbat tumpukan sampah.

Lebih memprihatinkan lagi, ungkap salah seorang warga setempat, Kasmanto (55), justru petani Desa Jambean Kidul juga di Kecamatan Margorejo. Saat banjir yang terjadi Maret 2022 lalu, tanggul kali di sebelahnya bobol tak mampu menahan gelontoran air, kemudian diatasi dengan memasang tumpukan karung berisi padas.

Saat banjir berikutnya, di bulan April, masih mampu bertahan sehingga kondisi tanggul itu masih aman tapi akhirnya juga tak mampu bertahan lama. ”Sebab, banjir bebarapa hari lalu tanggul itu kembali bobol sehingga tanaman padi muda warga setempat pun rusak ikut terendam lumpur,”ujarnya.

Dangkal dan sempitmya alur kali di hulu Bendung Blado, Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo yang bobol saat banjir beberapa hari lalu.(Foto:SN/dok-nn)
Dangkal dan sempitmya alur kali di hulu Bendung Blado, Desa Jimbaran, Kecamatan Margorejo yang bobol saat banjir beberapa hari lalu.(Foto:SN/dok-nn)

Sedangkan faktor penyebab lainnya, masih ungkap Kasmanto, memang terlalu banyaknya sampah dari hulu yang hanyut sampai ke bendung. Akan tetapi, dari bendung itu tak bisa langsung hanyut ke hilir karena sampah-sampah tersebut menyangkut di tempat itu, sehingga jika tidak segera dibersihkan akhirnya menumpuk dan menjadi penyebab terhambatnya gelontoran air dari hulu.

Jika sudah dalam kondisi demikian, maka bila terjadi hujan deras maka ancaman terjadinya banjir pun tak bisa dihindari. Sehingga sudah tepat jika pihak perusahaan Dua Kelinci bersama pemerintahan Desa Jimbaran hendak membersihan tumpukan sampah di bendung yang sudah tertutup pula dengan endapan lumpur.

Hal tersebutt tentu sudah semestinya, karena jika banjir terjadi yang susah tidak hanya warga setempat, tapi juga warga setempat yang tak lain juga karyawan perusahaan tersebut. Hanya saja, saat pembersihan akan dilakukan, ternyata tidak ada jalan yang bisa digunakan untuk lewat alat berat, karena tanggul di lokasi bendungan juga cukup tinggi.

Karena pihak desa dan perusahaan belum bisa melaksanakan hal itu, maka lebih terus dicari upaya yang tepat bagimana caranya agar alat berat yang untuk mengeruk sampah dan endapan lumpur bisa mendekat lokasi. ”Sebab, kalau hanya dikerjakan secara manual selain waktunya terlalu lama juga tidak efektif,”tandas ayah tiga anak ini.

Penjual janur atau daun kelapa muda paling lama di Pasar Puri Pati yang sampai sekarang masih melakukan hal itu, adalah Mbah Sutarmi (no 3 dari kiri), warga Gunungrowo, Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong.(Foto:SN/aed) Previous post Penjual Janur Mulai Muncul di Pasar Puri
Keluarga besar Pati Bumi Mina Tani (PBMT) yang bergabung dalam WA grup, saat melakukan persiapan pembagian takjil di Alun-alun Simpanglima Pati.(Foto:SN/dok-pbmt) Next post Pembagian Takjil Berkah PBMT di Hari-hari Terakhir Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Social profiles