SAMIN-NEWS.com, PATI – Luar biasa……!! Itulah ungkapan yang tepat untuk menyebutkan mulai kian bertambah banyak sampah produk masyarakat di Kabupaten Pati, sampai H-1 datangnya Lebaran 1443 Hijriyah, Minggu (1 Mei) 2022 yang jika dihitung rata-rata, jumlahnya mencapai dua kali lipat dibanding hari-hari biasa.
Karen itu, papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati, Mukhamad Tulus Biduarto, menjawab pertanyaan Minggu (1/Mei) 2022 tadi pagi, dan ternyata yang bersangkutan kendati menjadi cuti bersama Lebaran, ternyata sudah berada di Tempat Penampungan Sementara (TPS). Yakni, di pinggir jalan raya Jetek, Kecamatan Wedarijaksa dan Guyangan, Kecamatan Trangkil.
Hal tersebut, lanjutnya, pengemudi kendaraan pengangkut sampah yang pagi-pagi sudah berada di setiap TPS wilayah masing-masing, ternyata banyak yang menyampaikan informasi bahwa hari ini, sampah di TPS tidak bisa jika hanya diangkut dalam satu kali menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Yakni, di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, karena selain kontainer yang ada di lokasi TPS penuh juga masih terdapat sampah yang dibuang atau ditempatkan di luar kontainer.
Khusus sampah yang disebut terakhir, pihaknya pun harus mengerahkan untuk pengambilannya dengan menggunakan ”dump truck” pengangkut. ”Dengan demikian, pengambilan sampah tersebut sama sekali tidak bisa ditunda meskipun hanya satu hari, melainkan hari itu juga harus diangkut ke TPA,”tandasnya.
Jika sampai tertunda satu hari saja, lanjutnya, jumlah sampah yang tidak tertampung di kontainer TPS kian bertambah dua kali lipat, sehingga akan tampak berserakan mengingat kontainer yang tersedia di masing-masing TPS sudah penuh. Berdasarkan pertimbangan kondisi tersebut, maka kendaraan sampah harus mengangkut dari TPS tidak cukup satu kali, melainkan sampai dua kali.
Dengan demikian, jika selama ini atau pada hari-hari biasa sampah yang harus diangkut dari sejumlah TPS rata-rata sampa 80 ton/hari, maka saat ini sudah mencapai dua kali. Padahal, Lebaran baru mulai berlangsung, Senin (2/Mei) 2022 besok, sehingga bisa dilihat jika hal tersebut berlangsung hingga sepekan setelah Lebaran, maka bisa kita hitung berapa sampah produk rumah tangga warga Pati.
Hal tersebut belum ditambah sampah dari pasar-pasar yang dikelola sendiri oleh Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, sehingga masalah sampah ini produk dan volumenya sehari-hari dibutuhkan kajian yang benar-benar cermat. Sebab, hal itu menyangkut penyediaan lahan yang saat ini berfungsi sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Bagi yang tidak benar-benar mencermati permasalahan sampah ini, barangkali menganggap masalah itu sebagai hal sepele. ”Akan tetapi, jika melihat produksi sampah menjelang Lebaran saja sudah melonjak dua kali lipat, hal ini tentu membutuhkan upaya antisipasi cukup serius, sehingga kami pun harus melakukan budidaya maggot,”imbuh Mukhamad Tulus Budiarto.