SAMIN-NEWS.com, PATI – Detik-detik tenggelamnya perahu cukrik yang diawaki dua nelayan asal Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, boleh dibilang masih beruntung. Sebab, kelompok nelayan asal desa yang sama masih sempat mengetahui peristiwa yang berlangsung sekitar tengah hari, Selasa (24/Mei) 2022 kemarin.
Sedangkan lokasi kejadiannya, papar Kepala Bidang (Kabid) Budidaya Tangkap Diekitarnas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Sujarta, sekitar satu mil bibir pantai Geneng-Tluwuk, Kecamatan Wedarijaksa. Saat peristiwa terjadi, gelombang pasang di kawasan pantai itu cukup tinggi sehingga perahu kecil bermesin tempel tak bisa dikendalikan arah perjalanannya.
Beruntungnya kedua nelayan yang bersangkutan, Darsono (50) warga Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana dan pasangannya, Kacung (50) warga Desa Langgenharjo juga di kecamatan yang sama berhasil mempertahankan perahunya yang sudah terbalik dan tenggelam. ”Akan tetapi gelombang tersebut telah mendorong perahunya terbawa menuju tepi,”ujarnya.
Lebih beruntung lagi, lanjut Sujarta, di lokasi pantai tersebut terdapat tanaman pohon bakau atau mangrove yang cukup rimbun, sehingga perahu dan dua awaknya yang sudah tercebur ke laut dihantam gelombang tersebut, tidak akan kembali terseret ke tengah. Dengan kata lain, gelombang pasang itu telah mendorong ke arah hutan bakau, sehingga jika harus terdorong pasti akan terhalang pepohonan tersebut.
Bersamaan dengan itu, kelompok nelayan lain yang mengetahui kejadian tersebut langsung menuju ke arah lokasi kejadian dengan perahunya yang juga dihantam gelombang pasang. Adapun yang kali pertama memberikan pertolongan adalah dua nelayan dari Bajomulyo juga, yaitu Royadi dan Karsani.
Sedangkan yang mengevakuasai perahu milik temannya yang tenggelam, masing-masing adalah Wartono (Ketua Kelompok). Selebihnya ada pula anggota lainnya Darso, Yityono, Ari, Dedi Syafii, Cahyo Sutrisno, Tri dan Sumarno.
Berkat kegigihan dan kerja keras para penolong, akhirnya dua nelayan Darsono dan temannya Kacung, alhamdulillah berhasil diselamatkan. ”Hal tersebut juga termasuk perahu miliknya, dan untuk merapat atau masuk ke alur Kali Juwana, perahu tersebut terpaksa harus ditarik perahu lain karena mesinnya mati saat tenggelam,”imbuh Sujarta.