SAMIN-NEWS.com, PATI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menggelar Focus Grup Discussion (FGD) lintas sektor kaitannya untuk menyusun dokumen rencana penanggulangan Kebencanaan di wilayah Kabupaten Pati.
FGD di kantor BPBD Pati tersebut dihadiri stakeholder sejumlah instansi vertikal, mulai dari Perhutani, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) II Provinsi Jawa Tengah, BLDAS, hingga konsultan Rencana Penanggulangan Bencana dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
“Mereka stakeholder terkait itu kita ajak bicara, kita minta saran masukan. Masukan pemangku kepentingan yang nantinya menjadi dasar kita untuk menyusun dokumen rencana penanggulangan bencana,” kata Kepala Pelaksana BPBD, Martinus Budi Prasetya, Kamis (15/9/2022).
Dirinya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dunia usaha, pers dan kampus mengedukasi pentingnya menjaga ekosistem alam kepada masyarakat untuk mengurangi resiko terjadinya bencana alam.
Martinus berharap peran pers ke depan agar mau membantu meliput kegiatan-kegiatan BPBD soal upaya penanggulangan bencana. Sehingga dengan media itu nanti masyarakat bisa teredukasi.
“Juga kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pati untuk senantiasa menjaga ekosistem alam. Terutama di kawasan hutan sebagai wilayah serapan air saat musim hujan,” ajak Martinus.
Menurut Martinus, upaya penanggulangan bencana harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari hulu, tengah hingga hilir. Hal ini ketika berjalan dengan baik menanggulangi dari akarnya masalah bencana lebih terminimalisir.
Dirinya mengaku penanganan penanggulangan bencana alam selama ini hanya fokus di daerah hilir dan di tengah. Padahal, di daerah hulu juga mempunyai resiko yang berakibat pada bencana alam datang.
“Daerah hulu harus kita perhatikan. Daerah tangkapan air, kemudian tanaman harus kita perhatikan. Di sebagian Muria Timur masih bagus. Sedangkan di Kendeng yang masih terpelihara hanya di wilayah Pucakwangi saja. Diluar itu sudah rusak,” tandasnya.