Untuk Mengelola Jaringan Irigasi di Pati Ada ”Si Jari”

Kepala Seksi (Kasi) Infrastruktur Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Sudarno (atas). Jaringan irigasi Sani Kiriyang melintas di dalam Kota Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PROYEK  perubahan (Proper) yang harus dikuasai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus masuk ke Diklatpim, dituntut menhasilkan pemikiran enovatif sesuai bidang tugasnya. Seiiring semakin canggihnya sistem informasi yang berkembang pesat saat ini, maka satu hal yang bisa diimplementasikan dari hasil pemikirannya pun dikemas dalam sebuah aplikasi.
Dengan semakin maju pesatnya aplikasi yang merupakan hasil pemikran pasa peserta diklat, maka hal tersebut menjadikan semakin mudahnya setiap orang dalam mengakses aplikasi itu. Tersedianya aplikasi berkait hal apa saja, termasuk yang menyangkut infrastruktur yang sangat dibutuhkan para petani dalam menyediakan air, yaitu irigasi tentu bukan hal sulit.
Sebagaimana aplikasi tentang Sistem Infrastruktur Jaringan Irigasi (Si Jari) salah satu peserta Diklatpim dari Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Sudarno dalam waktu tidak terlalu lama lagi siap diluncurkan. Untuk mempersiapkan aplikasi tersebut, kini tinggal koordinasi dengan jajaran OPD terkait, yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Sedangkan data dan kondisi jaringan irigasi yang menjadi isi utama aplikasi tersebut yang bersangkutan memang sengaja fokus pada infrastruktur itu di wilayah Pati utara. ” Dari data dan survei lapangan, di wilayah Pati utara ini ada 327 jaringan irigasi yang selama ini menjadi tempat bergantungnya petani dalam menyediakan kebutuhan air, untuk bercocok tanam,”ujarnya.
Pertimbangannya, masih kata dia, karena di Pati utara, utamanya di utara alur Kali Juwana suplau air irigasi untuk petani selama ini ditunjang dengan adanya dua waduk, yaitu Waduk Seloromo di Desa/Kecaatan Gembong dan Waduk Gunungrowo, di Desa Sitiluhur juga di wioayah kecamatan setempat. Selebihnya juga terdapat bendung dan cekdam, sehingga suplai air sampai ke areal para petani selain awalnya harus melalui saluran primer juga skunder hingga tersier.
Tersedianya infrastruktur tersebut sudah barang tentu membutuhkan peran masyarakat dalam bentuk kelompok, karena yang bersangkutan bagian dari para pemakai air tersebut. Dengan demikian, melalui aplikasi ”Si Jari” para petani akan lebih mudah dalam upaya mendapatkan air pada saat yang benar-benar mereka butuhkan.
Melalui sistem aplikasi itu, maka tidak ada pemakaian air yang berlebihan tapi benar-benar terukur sesuai kebutuhan, l;ebih-lebih pada saat kematrau panjang. Selebihnya, di wilayah Pati utara juga tidak menjadi daerah yang menjadi langganan banjir rutin, sehingga infrastruktur jaringan yang tersedia benar-benar berfungsi maksimal .
Selain itu, jika terjadi kerusakan jaringan atau ketersendatan suplai air saat dibutuhkan para petani yang tergabung dalam kelompok pemakai air ini langsung bisa menyampaikan informasi tersebut melalui ”Si Jari.”Hanya yang menjadi kendala, bagaimana air yang terbuang masuk ke alur kali yang sudah ditangkap melaui bendung-bendung, tapi sekarang pemerntah kabupaten tidak lagi mempunyai wewenang untuk mengurisi kali yang selama ini m,enjadi bagian dari kewenangannya,”tanya Sudarno.(sn) 
Previous post 600 Lebih Warga Pati di Jakarta Belum Bisa Mudik Bareng
Next post Memasuki Tahap Pekerjaan Lantai 2

Tinggalkan Balasan

Social profiles