SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Selama sepuluh bulan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus menemukan 184 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dimulai periode bulan Januari hingga Oktober, Rabu (19/10/2022).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Kudus Darsono mengatakan, kasus tersebut seperti gunung es. Namun setelah melakukan penjaringan, ditemukan kasusnya sangat tinggi.
“Kasus itu saat ini seperti gunung es, tampak tidak terlihat tapi setelah penjaringan dan kegiatan di LSM ternyata ditemukan kasus tinggi,” kata Darsono saat berada di Hotel Hom mengikuti Workshop.
Untuk itu, kemudian Dinkes melakukan screening bersama LSM yang ada di puskesmas maupun di kelompok masyarakat. Kasus itu, ia menilai paling banyak yang terkena dari kalangan dewasa.
“Kami lalu melakukan screening dengan beberapa LSM di puskesmas dan kelompok masyarakat. Kebanyakan dari kalangan dewasa yang kena, untuk itu harus waspada,” jelasnya kepada Samin News.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengusahakan untuk menuju eliminasi pada tahun 2030, artinya kasus HIV itu harus nihil. Namun perlu adanya dukungan oleh elemen-elemen penting dalam mewujudkannya.
“Kita sudah berusaha untuk menuju eliminasi ditahun 2030. Yakni nihil. Sedang untuk eliminasi alurnya bisa melalui puskesmas dan Rumah sakit yang disiapkan dahulu,” tandasnya.
Selain itu, dirinya juga mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat, dan juga kelompok milenial. Bagi masyarakat yang menemukan kasus itu, segera test di laboratorium dan segera melakukan pengobatan.
“Ciri orang yang terkena HIV biasanya imunnya turun, tumbuh jamur di seluruh tubuh, dan kurus,” terangnya.
Sementara itu, Pengelola Program HIV Dinkes Kudus Ruwisno menyebut, dari kasus Januari hingga Oktober ditemukan kasus meninggal sebanyak delapan orang. Sebelumnya 2021, ada 124 kasus, sedangkan yang meninggal sebanyak 11
“Untuk Kudus masih 0.01 persen perseribu saat ini. Dikatakan tinggi kalau lebih 2 persen. Tahun lalu ada 124 kasus HIV. Yang meninggal ada 11,” jelasnya.
Wisno sapaan akrabnya mengatakan, usia produktif menurutnya yang terkena HIV paling banyak diumur 20-40 tahun. Baik itu laki-laki maupun perempuan. Selain itu, ada juga orang yang memiliki mobilitas bisa terkena melalui pekerjaannya atau merantau.
“Orang rentan terkena yang mobilitas tinggi akibat pekerjaan atau merantau. Ada juga yang suka jajan bisa mengena,” ujar dia.