Redaktur ”Samin News” Alman ED.(Foto:SN/dok-aw)
SAMIN-NEWS.COM JIKA hitungan waktu dimulai dari pukul 00 ini, maka 22 Mei hanya tinggal 1 X 24 jam karena tengah malam besok waktu tersebut akan memberikan jawaban atas sikap rakyat antara yang sudah terprovokasi dan otaknya sudah tercuci dengan dogma-dogma tak jelas apa maksudnnya. Atau rakyat yang benar-benar konsisten, setia memegang teguh atas kedaulatan NKRI yang sah menjadi haknya.
Akan tetapi hak kedaulatan rakyat tersebut akan menjadi terusik dengan munculnya para provokator yang memang dengan sengaja dan sadar harus bisa memenuhi keinginan dan ambisi gila ”tuannya,” dalam pemilihan prsesiden. Apalagi jika tidak untuk menang meskipun hal itu juga dilakukan dengan sadar tanpa mengindahkan etika politik, hukum dan demokratisasi.
Padahal, demokrasi tanpa hukum, jelas itu demokrasi kriminal yang seharusnya tidak digunakan memprovokasi rakyat sebagai pemilik sah republik ini dengan apa yang mereka sebut ”people power, tapi ”people power” bar-barian. Dengan kata lain, di negara dengan sistem demokrasi seperti di republik ini, siapa saja bisa menjadi pemimpinnya, yaitu Presiden.
Untuk menjadi pemimpim di republik NKRI ini, semua jelas ada aturan main dan aturan hukum mekanismenya, yaitu rakyat sebagai pemegang konstitusi harus memilih poemimpin tersebut. Hal itu sudah dilakukan berjuta-juta rakyat, Rabu (17/4) lalu dengan aman, tertib, dan lancar meskipun harus membawa korban jiwa meninggal, karena riwayat penykit yang dimiliki saat berada dalam puncak kelelahan.
Dengan jatuhnya korban jiwa dalam melaksanakan tugas keberlangsungan hak konstitusi rakyat ini, seharusnya sekecil apa pun mereka patut dihargai. Bukan sebaliknya, korban yang menjadi bagian terkecil dari sebuah lembaga bernama KPU itu, hasil kinerjanya disebut secara terstruktur dihujat melalukan kecurangan.
Sudah banyak pihak yang menyarankan, jika sebagai calon merasakan hal itu para tim pemenangnya bisa menyampaikan secara jelas berdasarkan data dan fakta kepada Bawaslu. Akan tetapi ketika lembaga KPU sesuai aturan harus mengumumkan hasil pelaksanaan tugas sesuai kewenangannya, sebagai calon dan tim pemenangan membisikan ”;nyanyian setan”, untuk memprovokasi pengerahan ”people power.”
Hal tersebut tanoa mereka sadari akan menjadi catatan sejarah paling kelam di republik tercinta ini, sehingga haram jika suatu saat nanti ditulis sebagai bahan ajar sejarah untuk anak-cucu kita. Memang benar sejarah adalah sebuah catatan yang seharusnya hitam-putih, tak bisa ditambahi maupun dikurangi dan direkayasa penulisnya atas dasar apa pun.
Sebab, dalam Pemilihan Presiden dengan salah seorang calon mantan Danjen Kopasus, salah satu pasukan elite militer di republik ini berdasarkan fakta dan hasil perolehan suaranya, sudah pasti tidak bakal memenangkan pemilihan tersebut. Akan tetapi, para pembisik dengan ”nyanyian setan” memaksakan kehendak dan ngotot harus menang.
Dasar dan alasannya hanya berani bersuara keras dan lantang berulang-ulang dalam pemilihan presiden ini banyak diwarnai kecurangan. Seharusnya, jika memang mempunyai data sesuai fakta seharusnya bisa melapor ke Bawaslu agar lembaga tersebut untuk menyemprit calon atau panitia penyelenggara yang curang.
Selain itu, karena yang disoal adalah kekalahan jelas berkait dengan perolehan suara yang berhasil didulang. Dengan demikian, hal tersebut terhitung sejak tuga haru setelah ditetapkan perolehan suara masing-masing pasangan calon, maka yang merasa dirugikan bisa membawa masalah tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Anehnya, para pembisik ”nyanyian setan” calon yang bersangkutan tidak percaya atau menganggap MK itu tidak ada gunanya. Ingatlah, Bung bahwa MK itu sebuah lembaga negara, dan jangan lupa rakyat pemilik sah republik ini juga pemegang hak konstitusi, sehingga pertanyaannya, jika lembaga MK kalian anggap tudak ada gunanya, jelas kalian juga menganggap hak konstitusi rakyat sama saja.
Jika pemikiran kalian demikian, maka jangan harap sampai kiamat pun calon kalian tak akan pernah mendapat legitimasi dari rakyat sebagai presiden di republik ini. Ya, silakan kalau mau jadi presiden di planet lain. Salam Waras!!(Ki Samin)