SAMIN-NEWS.com, PATI – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santosa menyebutkan berdasarkan data yang dimiliki per tanggal 10 Desember 2022 tercatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada dinasnya mencapai Rp 7 miliar.
Menurut Hadi, begitu disapa, tahun 2022 ini pihaknya dibebani target total PAD memperoleh Rp 9,2 miliar. Artinya, masih ada selisih antara target yang ditetapkan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Pati dengan capaian tersebut.
“Berdasarkan data yang kami miliki, di mana Disdagperin dibebani target Rp 9,2 miliar dan tercapai Rp 7 miliar atau 76,16 persen. Ini data per 10 Desember kemarin,” ujar Hadi saat dikonfirmasi Samin News, Selasa (20/12/2022).
Target yang dibebankan TAPD Kabupaten Pati kepada Disdagperin itu sulit rasanya bisa tercapai. Pihaknya memprediksi di sisa akhir tahun anggaran 2022, masih bisa ditambah total menjadi 82 persen.
Sulitnya mencapai PAD tersebut, menurut dia dipengaruhi oleh faktor pandemi Covid-19. Meski berangsur hilang, toh nyatanya masih dirasakan oleh pedagang hingga pengusaha. Sehingga diakuinya membuat Disdagperin kesulitan menarik retribusi.
“Kemudian, ini juga dipengaruhi naiknya harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Akhirnya sejumlah komoditas merangkak naik, karena menyesuaikan biaya operasional distribusi,” Hadi menjelaskan.
Dia menyebut, pendapatan PAD yang paling besar diperoleh dari sektor pasar. Di antaranya adalah retribusi pemakaian los pasar Rp 3 miliar, retribusi kios 2,4 miliar lalu retribusi fasilitas grosir senilai Rp 1,2 miliar.
Meski tidak tercapainya PAD yang ditetapkan adalah persoalan, namun dia menekankan semua upaya untuk potensi pemasukan menambah PAD sudah digarap. Hanya saja karena kondisi perekonomian demikian, menjadikannya tak bisa memenuhi target.