SAMIN-NEWS.com, PATI – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati belum berencana menutup pasar tradisional meskipun Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Diseases (LSD) menyerang ternak utamanya sapi.
Hal itu dibenarkan Kepala Disdagperin Pati Hadi Santosa. Pihaknya belum berpikiran menutup pasar hewan, walaupun berdasarkan informasi yang diterimanya di Pati sudah ditemukan penyakit menular pada ternak tersebut.
Saat ini penyebaran PMK yang kedua kalinya. Adapun yang pertama pada sekitar pertengahan tahun 2022 kemarin, Disdagperin menutup pasar hewan. Akan tetapi gelombang kedua ini belum ada tindak lanjut.
“Gelombang pertama kami tutup pasar hewan ada tiga yang kami tutup, itu Pasar Hewan Winong, Margorejo dan Tayu. Yang kedua ini belum ada rencana penutupan,” ujar Hadi, Senin (30/1/2023).
Pihaknya akan terus memantau kondisi penyebaran penyakit PMK dan LSD. Jika kondisinya sudah membahayakan, Disdagperin kata Hadi akan segera mengambil langkah seperti yang dilakukan pada gelombang pertama yaitu menutup pasar hewan.
Disdagperin saat ini masih berkoordinasi dengan OPD terkait yaitu Dinas Pertanian (Dispertan) untuk mengantisipasi lonjakan penularan penyakit tersebut agar tidak lebih marak.
Jika memang penyebaran kedua penyakit tersebut disebabkan dimungkinkan karena aktivitas pasar hewan. Pihaknya mengaku akan mengambil langkah segera.
“Ketika penyebaran penyakit ini besar dan dimungkinkan karena aktivitas pasar hewan, maka kami akan koordinasi dengan Dispertan untuk menentukan langkah selanjutnya. Yang jelas kalau penyebarannya sudah membahayakan, akan kami tutup pasar hewan,” tutupnya.