SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus pada tahun 2023 menargetkan 8000 vaksin untuk hewan ternak sapi dan kerbau. Hal itu bertujuan untuk mencegah timbulnya Penyakit Mulut dan Kuku.
Sub Koordinator Produksi dan Kesehatan Hewan Dispertan Kabupaten Kudus Sidi Pramono mengatakan, untuk tahun ini pihaknya berupaya gencar melakukan pemberian vaksin pada hewan ternak.
“Tahun ini kami akan gencar dalam hal pemberian vaksin pada hewan ternak seperti sapi dan kerbau di Kudus,” kata dia.
Lebih lanjut, hal itu karena pihaknya menemukan kasus timbulnya PMK pada hewan ternak yang sudah menyebar di Kudus. Untuk itu, Sidi akan menargetkan pemberian 8000 vaksin PMK di 2023 ini.
“Dari 8000 vaksin PMK di 2023 ini, pihaknya menargetkan semester pertama dan kedua sebanyak 4000 ekor dalam pemberiannya,” ujarnya.
Sidi Pramono melanjutkan, jika dihitung perhari pihaknya akan menargetkan 30 ekor hewan yang tervaksin. Agar mencapai target, pihaknya menerjunkan dua tim setiap harinya dalam memberikan vaksinasi.
“Agar cepat target, kami menerjunkan dua tim setiap harinya ke seluruh wilayah Kabupaten Kudus dalam memberikan vaksinasi PMK ke hewan ternak,” kata dia.
Sementara itu, sepanjang tahun 2022, pihaknya telah melaksanakan pemberian vaksinasi sebanyak 5000 ekor sapi dan kerbau untuk dosis kedua. Adapun untuk penyuntikannya sebanyak tiga kali.
“Jadi untuk penyuntikan vaksinasi PMK sebanyak tiga kali. Nanti tenggat waktunya berbeda-beda. Usai suntik dosis pertama, untuk dosis kedua dilaksanakan sebulan kemudian. Enam bulan kemudian yakni pemberian dosis ketiga atau booster,” tandasnya.
Sidi Pramono menambahkan, dalam pengadaan vaksin di Kudus ini, dipasok dari Kementerian Pertanian RI yang disalurkan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah untuk ke daerah. Salah satunya di Kudus.
Terpisah, peternak sapi yang berasal dari Desa Prambatan Subadi menjelaskan, sapi miliknya yang diberi vaksin PMK oleh Dispertan Kudus sebanyak 75 ekor.
“Sapi saya yang divaksin sebanyak 75 ekor,” kata dia.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan, untuk wilayahnya saat ini belum ada temuan hewan ternak yang mati akibat terkena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).