SAMIN-NEWS.com, KUSUS – Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kabupaten Kudus menampilkan tari berbasis folklor yang dibungkus dengan pameran karya berjudul ‘Nadya Ngecis’ bertempat di aula Balaidesa Lau, Dawe, Kudus.
Koordinator Kelas Tari, M. Ulul Azmi menjelaskan, gelar tari yang ditampilkan oleh KBPW itu berhasil membuat kagum penonton. Tari tersebut mengangkat kisah belik di Dukuh Piji Wetan.
“Tari yang digelar Kampung Budaya Piji Wetan Kudus ini mengangkat kisa belik ngeci yang membuat penonton terpukau,” bebernya.
Lebih lanjut, kegiatan tari tersebut diawali dengan screening thriler “Nadya Ngecis”, dilanjut dengan penampilan tari diatas panggung berdurasi 7 menit. Setelah itu, barulah mengadakan sesi diskusi.
“Sesi diskusi dimulai usai penampilan para seni tari diatas panggung. Lalu, berlanjut tari bersama tiga narasumber kompeten.
Narasumber itu yakni Praktisi Tari Endang Tonny, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus Sancaka Pani, dan Budayawan Asa Jatmiko. Tari ini terinspirasi karena ingin mengenalkan kearifan lokal desa.
Ulul Azmi bercerita mengenai kisah Sunan Muria saat melakukan perjalanan dakwah dan menemukan seekor burung yang kehausan. Usai mencari air ke rumah dan tidak menjumpainya, Sunan Muria menancapkan tongkat hingga muncul air yang saat ini disebut Nadya Ngecis.
“Ini adalah hasil gelar karya yang sudah kami geluti beberapa bulan terakhir. Dimulai dari latihan, riset, eksplorasi, sampai ujian dan pentas malam ini,” tandasnya.
Sementara itu, Koreografis Tari Ridayani menjelaskan, tari tersebut merupakan bentuk garapan yang diharapkan penari harus sangat matang dalam wiraga wirama dan wirasa.
“Ini tari garapan, penarinya itu harus pro, penari yang pinter, matang, dan punya daya ingat. Tari garapan ini juga paling susah menyatukan rasanya. Harus mengalahkan ego pribadi,” pungkasnya.