SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah menganggarkan Rp 200 miliar untuk mengatasi persoalan banjir di Kabupaten Pati. Hal ini diketahui saat kegiatan FGD Solusi Mengatasi Banjir di Kabupaten Pati di Ruang Penjawi Pendopo Pati, Rabu (15/3/2023).
Kepala Bidang Operasi dan SDA Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Andi Rachmanto Wobowo mengatakan, sejumlah anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan Bendung Karet di Kecamatan Jakenan. Kemudian untuk anggaran normalisasi Sungai Silugonggo.
“Anggaran pembangunan Bendung Karet dan normalisasi sungai sejumlah Rp 200 miliar. Normalisasi dilakukan hingga ke muara, ini masih akan kita sampaikan ke pemerintah pusat,” katanya usai kegiatan.
Dia menyampaikan pembangunan bendung dan normalisasi Sungai Silugonggo ini merupakan kewenangan pemerintah pusat. Akan tetapi, lanjutnya baikPemprov dan pemerintah ke bawahnya bisa berpartisipasi karena yang terdampak banjir itu.
“Mencukupi atau tidak anggaran tersebut untuk kegiatan pembangunan bendung Karet dan normalisasi, tapi sementara yang teralokasi Rp 200 m,” jelasnya.
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pati Mohtar menyampaikan, kegiatan normalisasi Sungai Silugonggo akan dieksekusi bersamaan saat pembangunan Bendung Karet lokasinya di Jakenan.
Ia menyebut hasil dari kegiatan FGD ini untuk komitmen bersama terkait penanganan banjir. Sesuai kewenangannya baik manajemen pengelolaan sungai, manajemen sumber daya alam hingga manajemen tanamanmya.
“Sudah muncul beberapa kesepakatan bersama antaranya, ada langkah upaya normalisasi, penyelesaian Bendung Karet, kesepakatan penanaman bersama, khususnya Kendeng. Mengelola Sumber Daya Alam juga melihat dampak,” ungkapnya.
Banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Pati disebabkan lantaran pendangkalan sungai, alih fungsi lahan hutan sampai aktivitas penambangan di wilayah Kecamatan Sukolilo dan Kayen. Namun, yang paling menonjol adalah banjir dikarenakan adanya alih fungsi hutan.
“Banjir tidak semata-mata karena penambangan. Berdasarkan pengamatan kami, banjir itu karena adanya alih fungsi lahan dan adanya penggundulan,” terang Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pati Wilayah Kendeng Muria, Irwan Edhie Kuncoro.
Yang paling mendapat sorotan, masih kata dia adalah aktivitas penambangan di wilayah Sukolilo Kayen, itu total luasnya 42,93 hektar. Masing-masing mempunyai perizinan ada yang 5 hektar s/d 6 hektar.