SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Saat Kepala Disbudpar Mutrikah mendampingi Bupati Kudus Hartopo yang telah mengunjungi Desa Wisata Jepang, ia melihat ada sisi keunikan didalamnya yakni kerajinan bambu yang ditampilkan di Stand Balai Desa Jepang, pada Jumat (31/3/2023).
Kepala Disbudpar Kudus Mutrikah mengatakan, untuk Desa Jepang di Kecamatan Mejobo sejak tahun 2010 memang dikatakan sudah menjadi desa wisata yang memiliki beragam keunikan. Salah satunya ada pada kerajinan bambunya.
“Tahun 2010-an Desa Jepang ini memang sudah menjadi desa wisata. Dan yang diangkat dari keunikan desa wisata ini adalah kerajinan bambu,” ungkapnya kepada Samin News.
Lebih lanjut, tentunya keunikan tersebut dapat dilihat dengan hasil bambunya yang dapat dibentuk dengan barang bermanfaat dan merupakan salah satu ekonomi kreatif yang sejak awal desa wisata ini dibentuk hingga sekarang.
“Ini masih menjadi suatu budaya masyarakat untuk mereka yang tetap membuat secara konsisten,sehingga tentunya ada sebuah pemberdayaan yang luar biasa,” bebernya.
Terlebih untuk Pemerintah Desa Jepang ini selalu mendukung dan juga masyarakat banyak yang turut berpartisipasi didalam desa wisata. Sehingga keberadaannya sangat memberikan dampak ekonomi masyarakat di Desa Jepang dalam meningkatkan ekonomi kreatif.
Terkait desanya yang turut mengikuti lomba, Kepala Desa Jepang Indarto menyampaikan bahwa, pihaknya tidak mempersiapkan segala hal, namun mengalir dengan sendirinya.
“Kami tidak ada terlalu persiapan signifikan. Hanya saja kami mengumpulkan apa yang sudah kita lakukan selama dua tahun terakhir jadi tidak ada persiapan khusus kita mengalir saja,” tandasnya.
Saat kedatangan Bupati Kudus Hartopo beserta jajaran OPD yang mendampinginya, pihaknya menampilkan UMKM yang dinilainya unggulan dan ada peluang untuk dikembangkan, diantaranya ada anyaman rotan, perakitan fabrikasi mobil offroad, dan anyaman bambu.
“UMKM kami sejauh ini sudah ada sebagian daerah yang memesannya hingga lintas pulau. Salah satunya pesanan orang Sulawesi terkait mobil, dan yang satu belum jadi,” tuturnya.
Untuk UMKM lainnya seperti anyaman bambu maupun rotan sudah diperjual belikan secara online dengan modifikasi produk yang berbeda-beda dan sesuai permintaan.
“Saya berharap untuk kegiatan ini sosial budaya, masyarakat keberagaman desa tetap selalu tumbuh berkembang,” pungkasnya.