SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus menginginkan adanya penataan tempat di wisata. Sebab, banyak para wisatawan atau peziarah yang minim melakukan transaksi pembelian produk kepada para pedagang yang berjualan di sekitar tempat wisata.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Kudus Sayid Yunanta menjelaskan, jika tempat wisata ditata dengan baik, dengan mekanisme penataan produk di sekitar tempat wisata. Maka penjualan dapat dirasakan oleh UMKM maupun pedagang sekitarnya.
“Belanja atau tidaknya kan tergantung dengan kebutuhan mereka. Jadi, konsumen butuh atau tidak, ada dananya atau tidak, menarik untuk dibeli sesuai kebutuhan atau tidak. Kalau tidak, maka pembeli tidak mau belanja,” ujarnya kepada Samin News.
Lebih lanjut, untuk menarik pembeli juga pihak terkait harus dapat mengemas paket wisata religi tersebut. Hal itu agar, wisatawan, masyarakat, atau jamaah yang berziarah tidak hanya sekedar datang untuk berziarah dan selesai pulang.
“Hal ini harus dipikirkan tentang bagaimana mengambil manfaatnya. Rencana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus akan mengoptimalkan kawasan daerah atas. Agar para jamaah ketika selesai ziarah bisa mampir terlebih dahulu, entah ke tempat rekreasi atau apa,” katanya.
Menurut dia, hal tersebut merupakan tanggungjawab lintas sektor. Tentu hal itu juga harus perlu dipikirkan dan disiapkan secara matang di berbagai Organisasi Perangkat Daerah di Kudus. Tidak hanya pihak Disbudpar saja.
“Contohnya seperti arah jalan Colo lajurnya mendukung atau tidak, itu kan harus dipikirkan lintas OPD bagaimana cara meningkatkan kunjungan objek wisata. Sehingga wisatawan tidak sekedar ziarah terus pulang, tapi dapat juga menikmati kuliner
Kemudian untuk pedagang atau UMKM juga harus diberikan bekal yakni edukasi, kreatifitas, dan pembinaan dalam melakukan penjualan. Sehingga tidak memiliki kesamaan dalam menjual produk dan tentunya harus mempunyai unggulan di masing-masing penjual.
“Sekarang bagaimana menarik peziarah atau wisatawan untuk membeli yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Contoh kalau jenang banyak yang jual, wisatawan sudah membeli di satu toko dan yang lainnya tidak dibeli, nanti bilang tidak ada yang beli. Ini harus ada penataan sistem atau grand desain yang jelas,” pungkasnya.