SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Usai menggelar pelatihan yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus selama satu Minggu, ratusan petugas Sensus Pertanian di Kudus siap terjun ke lapangan dalam menyatukan data rumah tangga pertanian.
Ketua Tim Pelaksana Sensus Pertanian BPS Kabupaten Kudus Kusuma Agung menjelaskan, untuk pelatihan Sensus Pertanian ini ada tiga gelombang yakni, gelombang pertama di gelar di Hotel Griptha yang diikuti sebanyak 124 peserta dan dibagi lima kelas.
“Kalau untuk yang di Hotel Hom itu diikuti sebanyak 86 peserta dan dibagi empat kelas. Pelatihannya dimulai dari 22 Mei hingga 25 Mei 2023,” ungkapnya kepada Samin News.
Sementara itu untuk gelombang dua bertempat di Hotel Griptha yang juga diikuti sebanyak 133 orang dibagi 5 kelas. Pelatihan Sensus Pertanian dimulai sejak 25 Mei hingga 28 Mei 2023.
Sedangkan gelombang tiga digelar di Hotel Hom diikuti sebanyak 189 peserta empat kelas, yang dimulai 28 Mei hingga 31 Mei 2023.
Untuk para pesertanya selama pelatihan telah mendapatkan materi metodologi, yang mana mereka akan melakukan pendataan di lapangan. Kemudian terkait bagaimana cara mengisi kuisonernya dari kombinasi dilapangan yang dimulai dari pengenalan wilayah.
“Mereka melakukan pengenalan wilayah kerjanya yaitu RT. Kami menyebutnya Satuan Lingkungan Setempat (SLS). Mereka juga diberitahu cara melakukan pemutakhiran isi dari SLS, penduduknya atau keluarganya siapa saja. Kemudian dari pemutakhiran ini di konversikan jadi rumah tangga,” ujarnya, Rabu (31/5/2023).
“Karena analisisnya nanti household, dan juga ingin mengimplementasikan satu data Indonesia. Data awalnya akan dimejengkan dengan data penduduk,” tambahnya.
Jadi data penduduk itu berupa KK, maka basis data juga dari KK tersebut. Karena nantinya untuk unit analisisnya ialah hosehold.
“Kemudian akan dikonversikan saat pemutakhiran dari keluarga yang ikatan pernikahan, menjadi rumah tangga yang Ikatan ekonomi, bagaimana keluarga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemudian dari pemutakhiran ini, jika ada rumah tangga yang mengusahakan rumah tangga pertanian didata dengan dokumen L2,” jelasnya.
“Untuk rumah tangga yang ada didalam SLS konsentrasi nanti untuk titik bangunannya akan digambar kemudian dilakukan taging dengan aplikasi wilkerstard. Jadi semua bangunan milik penduduk didatangi yang berpenghuni kemudian yang ada rumah tangga pertanian di taging,” sambungnya.
Sementara itu untuk non konsentrasi petugas lapangan hanya mendatangi dan kemudian melakukan identifikasi sebagai rumah tangga pertanian.