IIBF Gelar Pengajian Bisnis, Bentuk Fundamental Utama Dari Keluarga

Foto: Kegiatan Kajian bisnis Indonesia Islamic Business Forum

SAMIN-NEWS.com, KUDUS – Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) menggelar pengajian bisnis ‘Wedangan Gusjigang’ dengan mengangkat tema penciptaan (creation). Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 200 pengusaha bisnis bertempat di Resto Ulamsari, wilayah Getas Pejaten, Kabupaten Kudus.

Ketua DPD IIBF Kabupaten Kudus Muchammad Setiawan menyampaikan, bahwa IIBF merupakan suatu forum bisnis yang membantu pengusaha muslim bersaing dalam bidang bisnis secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.

“Kami akan siap memberikan bimbingan, di IIBF semuanya gratis tidak bayar. Kalaupun berbayar ya untuk keperluan mereka sendiri dalam menikmati fasilitas seperti seminar ini. Semua guru yang ada di sini berasal dari pengusaha, mereka adalah relawan,” ucapnya, Rabu (7/6/2023).

Lebih lanjut pihaknya menyebut, forum ini bukanlah lembaga pelatihan melainkan kumpulan teman-teman, dan komunitas. Karena selain membagikan ilmu tentang bisnis dan wirausaha, IIBF juga akan menanamkan kepada peserta mengenai sifat kepemimpinan dan spiritualitas.

“Ada tiga yang ditawarkan IIBF yaitu leadership, entrepreneurship, dan spiritualitas. Kita kan di kaderisasi ada dua hal yaitu di divisi penguatan dan divisi pengembangan. Nah acara ini termasuk di divisi pengembangan,” ulasnya.

Setiawan mengungkapkan bahwa akan tetap berkomitmen untuk membina UMKM, pengusaha menengah, hingga profesional di berbagai lini, dengan menyediakan program-program yang telah dirancangnya.

Sementara itu, Ketua IIBF Kebumen sekaligus pembicara utama dalam kegiatan ini, Awam Malindo menyebut di IIBF bertujuan untuk menyakini pengusaha untuk menjadi sukses perlu banyak hal yang dipersiapkan.

Akan tetapi yang paling fundamental yakni dimulai dari hal yang paling kecil, diantaranya hubungan dengan keluarga dekat.

“Pengusaha itu kan produknya keputusan, jika ada masalah yang bisa mengganggu pikiran kita, nah itu yang kita benahi terlebih dahulu tapi justru sering terlewatkan oleh banyak orang,” paparnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam materi yang disampaikannya tentang bagaimana cara bermain seperti pebisnis kelas dunia dan menjalankan bisnis sesuai syariat islam yang harus jujur, amanat, dan profesional.

“Bisnis itu tidak boleh merusak keluarga, harusnya harmonis dan dijadikan prinsip. Jadi kalau keluarganya kuat maka bisnisnya juga bisa kuat karna keluarga menjadi center of grafity dari sebuah bisnis,” pungkasnya.

Previous post Dukung Pembangunan Berkelanjutan, Masyarakat Diajak Ikut Jaga Lingkungan
Next post ST 2023 Digelar, Bupati Kudus Minta Petani Berikan Data yang Jujur

Tinggalkan Balasan

Social profiles