Kos-kosan Jadi Sarang Prostitusi Online HIV Menyebar, Ini Respon Dinkes

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Aviani Tritanti Venusia

SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah Kabupaten Pati menutup sejumlah tempat prostitusi, mulai kawasan Lorong Indah (LI) tahun kemarin. Kemudian yang masih hangat adalah pembongkaran puluhan tempat prostitusi berkedok warung di pinggir jalan raya Pati-Kudus, Desa/Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati pada 12 Juni.

Penutupan tempat prostitusi di Pati ini orientasinya diharap mampu memutus penularan serta mengurangi angka penderita Orang dengan HIV-AIDS (Odha).

Akan tetapi, dengan ditutupnya lokalisasi itu berdampak pada aktivitas prostitusi justru semakin menyebar. Fenomena anyar adalah transaksi menggunakan open booking online (Open BO) melalui aplikasi online. Seterusnya penyedia jasa dan pemakai akhirnya memilih ke tempat kos-kosan.

Ketua Tanfidziyah MWC NU Margorejo, Mahfud menyebut aktivitas prostitusi digital itu akan susah diawasi dan dikendalikan. Mengingat transaksi yang digunakan adalah ruang digital.

Dia menuturkan berdasarkan hasil penelusuran rekan-rekanya organisasi, masih ada temuan aktivitas prostitusi di wilayah Margorejo. Selain itu dia juga mengaku mengetahui bahwa prostitusi online semakin berkembang.

“Sementara yang open BO itu kita tidak bisa kontrol karena hubungannya dengan aplikasi, susah,” katanya belum lama ini.
Dirinya menyebut sasaran open BO di Margorejo terjadi di kos-kosan wilayah perguruan tinggi STAIP. Menurutnya, di tempat itu banyak transaksi yang ditawarkan oleh penyedia jasa.

“Di sebelah kampus STAIP itu banyak sekali ditempati wanita-wanita yang memberikan jasa open bo,” ungkap Mahfud.

Dampaknya adalah kontrol kesehatan semakin sulit, pelakunya juga tipis terdeteksi. Lantas bagaimana penanganan hiv-aids dilakukan.

Merespon hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Pati, Aviani Tritanti Venusia menyatakan akan memaksimalkan peran tugas dinas, puskesmas di masing-masing wilayah. Selain itu didukung dengan rumah sakit umum daerah (RSUD) tetap konsisten dan komitmen dengan penanganan HIV.

“Kegiatannya bisa sidak ke tempat-tempat yang diduga jadi tempat penularan HIV, pemeriksaan berkala ODHA, pemberian obat ARV bagi ODHA, pemeriksaan pada calon pengantin, penyuluhan-penyuluhan pada kelompok-kelompok resti ataupun masyarakat umum,” kata Aviani.

Menurut eks Direktur RSUD Kayen itu menyatakan dibongkarnya lokalisasi prostitusi misalnya baik di LI maupun warung pinggir jalan di Margorejo tidak berpengaruh pada penanganan hiv-aids. Meski aktivitas prostitusi sudah menyebar, namun ia mengaku tidak ada persoalan.

Ilustrasi Previous post Bapak dan Anak Akhirnya Ditangkap Setelah Lakukan Pengeroyokan di Pulokulon Grobogan
Next post Lagi Penemuan Mayat di Pati, Polsek Pati; Masih Evakusi

Tinggalkan Balasan

Social profiles