SAMIN-NEWS.com, PATI – Tanaman enceng gondok yang tumbuh di sungai menyebabkan terhambatnya aliran air. Dari terhambatnya air itu, ketika hujan ekstrim dapat mengakibatkan bencana yakni banjir meluap ke pemukiman.
Di Kabupaten Pati akhir tahun 2022 kemarin dan awal tahun 2023 ini terjadi banjir cukup parah. Banjir ini salah satunya adalah akibat luapan dari Sungai Silugonggo mulai dari hulu sampai muara aliran.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Sudarno penanganan enceng gondok di sungai merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Pihaknya menyebut bukan ranahnya daerah.
Selain itu, dia mengaku telah melaporkan kondisi tanaman enceng gondok di Pati ke BBWS Pemali Juana. Salah satunya adalah Sungai Silugonggo Juwana dan Sungai Simo yang harus segera mendapat tindakan dari pihak berwenang.
“Penanganan enceng gondok itu kita sudah komunikasikan dengan pihak BBWS. Penanganan itu kan sifatnya rutin. Responnya itu penanganannya disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki. Mereka yang menangani kami laporkan itu,” ujar Sudarno yang ditulis Jumat (7/7/2023).
Menurutnya alur penanganan sungai yaitu pemerintah daerah dalam hal ini Kabupaten Pati melaporkan kepada BBWS. Artinya laporan itu dari bawah bersifat vertikal.
“Penanganan enceng gondok kan sifatnya emergency ya. Pertumbuhannya itu musim tertentu, nah meski di musim tertentu harapannya ketika di saat pembersihan ya kita komunikasikan dengan BBWS,” jelasnya.
Sudarno mengakui bahwa tanaman enceng gondok menghambat laju air. Termasuk tragisnya adalah ketika laju air terhambat menyebabkan warning bagi masyarakat di bantaran sungai lantaran akan memicu banjir naik ke permukaan.
Dia mengaku untuk menangani persoalan itu pihaknya hanya bisa melakukan pelaporan sesuai dengan kapasitas. Selain itu, juga perlu adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. Serta perlu menggandeng komunitas peduli sungai.
“Penanganan enceng gondok memang perlu menggandeng komunitas-komunitas peduli sungai. Termasuk juga dari komunitas Jampisawan yang sebentar lagi mau mengikuti lomba dari Pusdataru,” tandasnya.