146 Desa di Pati Terdampak Kekeringan

BPBD Kabupaten Pati tengah mengirim bantuan air bersih bagi masyarakat

SAMIN-NEWS.com, PATI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati memetakan ada 146 desa yang terdampak kekeringan. Hal ini diakibatkan dari musim kemarau panjang dengan sifat kering. Ratusan desa itu berada di wilayah Pati bagian selatan dan timur.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan tahun 2023 ini puncak kekeringan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rentang antara bulan Agustus hingga September 2023.

“Berdasarkan kajian resiko bencana, ada 146 desa di sebelas kecamatan yang mengalami kekeringan. Akan tetapi kalau diprioritaskan lagi ada 58 desa dari enam kecamatan,” ucap Budi dalam keterangannya yang ditulis, Selasa (15/8/2023).

Dia merinci wilayah prioritas BPBD Pati yang perlu mendapat perhatian itu terdiri Kecamatan Puncakwangi, Jakenan, Jaken, Gabus, Juwana, hingga Batangan.

Puncak Kekeringan menurut BMKG di Bulan Agustus dan September 2023 dan dimungkinkan karena ada Elnino sampai bulan November bahkan ada dibeberapa titik awal Desember batu ada Hujan itu yang harus kita antisipasi.

Lebih lanjut, Budi memprediksi bulan November dimungkinkan baru turun hujan. Sehingga lamanya kekeringan itu harus diantisipasi bersama untuk mengambilnya sikap.

“Dimungkinkan karena ada Elnino sampai bulan November bahkan ada dibeberapa titik awal Desember batu ada Hujan itu yang harus kita antisipasi,” terang dia.

BPBD Pati, masih kata dia mempunyai tiga unit armada dan satu unit tandon air. Tetapi, fenomena alam ini tidak bisa hanya ditangani dari BPBD saja. Melainkan membutuhkan dukungan dari instansi lain. Maupun dukungan anggaran operasional.

Dia mengaku atas kejadian ini sudah sejumlah pihak sudah menyatakan dukungannya. Terdiri PG Pakis, PG Terangkil, Perbankan, PMI hingga Baznas juga menyatakan siap membantu mengirim bantuan air bersih bagi masyarakat.

“Kalau mengcover setiap desa yang terdampak kekeringan ya tidak cukuplah, tetapi setidaknya dapat membantu mereka, tetapi kalau hanya mengandalkan dari BPBD saja tidak akan mampu,” ungkapnya.

“Saat ini kami belum fokus membangun tandon air itu, tetapi kami mintakan kepada pemerintah Desa cobalah mulai dibangun dan sumberdananya dari Dana Desa,” pungkasnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pati Teguh Widyatmoko Previous post Rp 1,8 M Pendapatan dari Retribusi Uji KIR Terancam Hilang
Kepala Desa (Kades) nonaktif Bulumanis Lor saat menghadiri undangan di Dispermades ketika masih aktif Next post Tak Paham Regulasi, Kades Nonaktif Bulumanis Lor Masih Ngantor

Tinggalkan Balasan

Social profiles