Semangkok Kenikmatan Dalam Timlo Sastro

SAMIN-NEWS.com, Selain budaya Jawa yang unik dan begitu mencolok, Solo juga menawarkan beragam kuliner khas. Saat mengunjungi kota budaya ini, rasanya kurang lengkap tanpa mencicipi berbagai cita rasa kuliner yang selalu menantang untuk dijelajahi.

Ada salah satu kuliner khas Solo yang disajikan dengan kuah bening dan rasa yang begitu gurih dari kaldu ayam. Nama kuliner tersebut adalah Timlo.

Timlo merupakan singkatan dari timbel lothek, berasal dari kata “timbel” yang artinya mengemas atau mengikat. Pada awalnya, timlo adalah hidangan yang dibungkus dalam daun pisang dan mengikatnya dengan tali rami. Hidangan ini diciptakan oleh pedagang Cina yang berdagang di Solo saat masa penjajahan Belanda. Mereka menghasilkan timlo sebagai makanan bekal karena mudah dibawa dan tahan lama. Seiring berjalannya waktu, timlo mengalami evolusi menjadi hidangan yang disajikan dalam piring dengan kuah kaldu sapi.

Dalam Timlo, pembeli akan menemukan berbagai bahan seperti hati dan ampela ayam iris, potongan daging ayam, bihun, dadar gulung, dan telur dengan saus kecap. Semua komponen ini disajikan dalam kuah rempah yang bening, dan untuk sentuhan akhir yang lezat, diberi taburan bawang goreng di atasnya.

Salah satu rumah makan Timlo yang terkenal di Kota Solo adalah Timlo Sastro. Timlo legendaris ini sudah ada sejak tahun 1952. Timlo yang berlokasi di Jl. Abdul Muis No.32A, Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta ini merupakan pelopor timlo pertama di Kota Solo.

Secara umum, Timlo Sastro ini memiliki cita rasa yang lezat. Gabungan rasa antara kuah dan isinya begitu harmonis. Rempah-rempah dalam kuah memberikan sensasi hangat saat menelannya. Untuk pecinta pedas, Anda bisa menambahkan sambal kecap yang tersedia di tempat terpisah.

Bagi wisatawan yang ingin mencicipi makanan ini, Timlo Sastro mulai melayani pelanggan pukul 06.00 WIB hingga 15.00 WIB. Satu porsi Timlo Sastro komplit dihargai Rp.24.000 belum termasuk nasi putih. Warung Timlo Sastro ini juga menyediakan menu pendamping seperti sosis solo, tahu dan kerupuk udang sebagai tambahan.

Penulis : Rizky Kusumo Adi
Jurusan : Sastra Indonesia FIB UNS
Status : Mahasiswa Magang

Previous post Hirup Gas Karbondioksida Saat Kuras Sumur, Seorang Warga Gubug Meninggal Dunia
Next post De Tjolomadoe, Tempat Wisata Sejarah Bekas Pabrik Gula

Tinggalkan Balasan

Social profiles