Suasana sore hari di lingkungan ”Kampus Kehidupan” kawasan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, mulai ramai pengunjung.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Memasuki tahun ke-3 para pegiat Forum Wartawan Pati (FWP) dalam upaya mewarnai pusat kegiatan ”Kampus Kehidupan” kendati terseok, akhirnya berhasil dirumuskan konsep tentang lingkungan yang benar-benar ramah anak. Akan tetapi dalam rumusan yang lebih spesifik lagi, bahwa lingkungan di kawasan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati ini sebagai Wisata Edukasi Anak.
Sedangkan ending seiring berjalannya kurun waktu tersebut akhirnya dipersiapkan sebagai Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan yang pelaksanaannya belum terpancang target waktu. Karena itu hal tersebut akan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada Bupati mengingat lokaai pusat kegiatan FWP bersama Satuan Komunitas Pramuka Penegak selama ini menempati lahan milik pemerintah kabupaten (pemkab) dengan memanfaatkan , kendati dalam zona nonaktif pemprosesan sampah.
Dengan demikian, kata Sekretaris FWP, Satrio Abdi Nugroho, kendati dalam kondisi terseok pihaknya akan terus berupaya mewujudkan lokasi ini sebagai Wisata Edukasi Anak. Setelah dal;am penataan didukung dengan fasilitas kolam terapi ikan, ternyata yang tiap hari berkunjung tidak hanya semata=mata anak bersama para orang tuanya, tapi juga kalangan remaja.
Melalui penyediaan fasilitas wisata kepada anak-anak, maka dalam kesempatan tersebut sedikit demi sedikit merekja bisa diperkenalkan akan pentingnya pemahaman soal lingkungan. ”Hal tersebut bisa dimulai, agar anak-anak ini sejak dini harus ditanamkan kesadaran agar tidak membuang senbarangan, tapi di tempat sampah yang sudah disediakan,”ujarnya.
Mengingat hal tersebut,katanya lebih lanjut, pihaknya akan terus beruoaya untuk bisa menyediakan fasilitas bermain dan sekaligus mengenal; alam lingkungan sekitar. Sebab, di limngkungan ini banyak didapi barang-barang limbah yang bisa didaur ulang atai minimal bisa menanamkan kesadaran pada diri mereka sejak dini agar kelak mengetahui bahwa untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, ternyata bukan hal mudah.
Sebab, untuk menanamkan kesadaran itu harus dimulai pada diri mereka sendiri, sedangkan edukasinya di Kampus Kehidupan” ini untuk memotivasi. Karena hanya berdasarkan hal tersebut dirasakan belum benar-benar maksimal, maka anak-anak harus diberikan tata cara tentang prosesnya melalui kegiatan pemberian ketrampilan.
Karena itu, di lingkungan kampus ini setiap pengunjung yang putra-putrinya mempunyai kesenangan m,enari, mereka bisa dibawa ke kampus kehidupan ini untuk bersama-sana belajar menari tarian Jawa. Untuk keperluan tersebut pihaknya sudah melakukan penjajagan dengan pihak Bidang Kebudyaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupoaten Pati.
Berkait kepentingannya tak lain, agar pihak berkompeten tersebut bisa mengirimkan pelatih untuk mengajarkan anak-anak ikut berlatih menari. ”Memamng banyak hal yang sudah siap dirumiskan, tapi kondisi fasilitas yang tersedia belum maksmal, maka kami akan berkonsultasi dengan Pak Bupati, bagaimana upaya yang paling tepat dalam mencari solusinya,”imbuh Satrio.(sn)