Suasana di sekitar pintu keluar Pusat Kuliner Pati (atas) malam hari yang masih membutuhkan dukungan fasiltas lampu penerangan. Penataan parkir kendaraan pengunjung yang mengambil akses jalan masuk ke Pusat Kuliner Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Hasil raoat koordinasi dengan jajaran OPD terkait menyusul dipindahkannya para pedagang relokasi ke Pusat Kuliner Pati, Kamis (25/4) hari ini dicapai kesepakatan bahwa hal yang masih harus dimaksimalkan, yaitu lampu penerangan di sekeliling kawasan tersebut.
Utamanya, lampu penerangan di pinggir ruas Jl Tunggul Wulung dinilai belum maksimal sebagai salah satu lokasi pusat keramaian di dalam kota. Sebab, lampu hias dalam bentuk sangkar burung kendati terpasang di pinggir jalan tapi sinarnya tidak mampu memberikan penerangan sekitarnya secara maksimal.
Karena itu, kata beberapa pengunjung, jika memang lokasi tersebut sudah ditetapkan sebagai pusat keramaian seharusnya semua jajaran terkait masing-masing mengoptimalkan apa yang menjadi bidang tugasnya. Apa pun alasannya, permasalahan yang sudah durencanakan semula seharusnya bisa diwujudkan secara maksimal.
Lihat saja, sebagai sentra akses jalan keluar pengunjung dari lokasi tersebut, justru minim lampu penerangan, karena hanya ada lampu satu titik itu pun warna sinar lampunya kuning dan terhalang daunan. ”Sudah dalam kondisi lampu penerangannya tidak maksimal, tepat di depan pintu m,asih juga dimanfaatkan untuk parkir dengan pola menutup pintu menggunakan palang seadanya seperti m,au keluar dari lapangan sepakbola saat berlangsung pertandingan tarkam,”ujar salah seorang pengunjung asal Sukolilo, Yono.
Lebih lanjut dengan soal pelaksanaan parkir, kata pengunjung lainnya, Sunoto, seharusnya diberikan seragam dan identitas yang jelas. Jika itu dari Warga Desa Puri dan kebanyakan dari kalangan muda, lebih baik menggunakan identitas karang taruna sehingga pengunjung bisa melihat jelas dan juga cara penempatan lokasi parkirnya tidak memanfaatkan akses jalan masuk ke dalam Pusat Kuliner.
Seperti parkir kendaraan rioda empat para pengunjung dengan mengambil tempat di pinggir jalan itu sudah tepat, tapi sayangnyanya suasana pinggir jalan masih gelap dan masih banyak truk besar yang melintas di ruas jalan tersebut. ”Khusus yang disebut terakhir kami men yarankan, agar segera dilakukan penataan agar pengunnung yang hendak parkir dio pinggir jalan juga merasa nyaman,”tandasnya.
Diminta tanggapan terpisah berkait hal tersebut, Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Rekso Suhartono tidak mengelak. Hal tersebut, katanya lebih lanjut sudah menjadi agenda pembahasan dalam rapat koordinasi kecuali petugas parkir harus berseragam, tapi untuk lokasi penataan parkir memang tidak bisa masuk ke lokasi Pusat Kuliner Pati.
Karena itu, untuk kendaraan roda dua pengunjung akan memanfaatkan daerah milik jalan (DMJ) yang berbatasanb dengan pagar depan Perhutani KPH Pati, serta halaman GOR dan halaman Kantor Perhutani khusus kendaraan roda empat jika terjadi ledakan pengunjung. ”Masalah keamanan gerobak para pedagang juga menjadi pokok bahasan, karena di lokasi tersebut semua gerobak para pedagang tidak dibawa pulang,”imbuh Rekso Suhartono.(sn)