SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah Kabupaten Pati melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening menyebut masyarakat Pati yang terlayani air bersih oleh perusahaan masih kecil. PDAM Tirta Bening Pati mencatat baru 8 persen dari 1,3 juta jiwa yang telah terlayani.
Layanan yang belum menjangkau seluruh wilayah ini ada beberapa persoalan, mulai dari belum maksimalnya produksi air bersih hingga sulitnya sumber air di wilayah Pati selatan.
“Yang baru dilayani air bersih dari PDAM itu hanya 8 persen dari 1,3 juta jiwa. Bahkan masih ada yang menggunakan air-air hujan. Air hujan ditampung warnanya ada yang sampai hijau,” kata Direktur PDAM Tirta Bening Pati, Bambang Sumantri belum lama ini.
“Belum mendapatkan layanan air bersih ini juga karena (sumur) bur juga tidak bisa keluar airnya,” sambungnya.
Ia menjelaskan PDAM Tirta Bening Pati sejauh ini hanya mengandalkan pengolahan air bersih dari Sungai Juwana. Tetapi persoalan muncul saat musim kemarau, air di sungai tersebut tak mencukupi untuk digunakan.
Tetapi, kata dia dengan dibangunnya Bendung Karet di Sungai Juwana yang terletak di Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan diharap lebih menjadi jawaban untuk mengatasi persoalan air bersih.
“Pembangunan waduk retensi itu yang dibangun sepanjang sungai. Harapannya air melimpah saat musim kemarau. Karena biasanya tidak ada air karena manajemennya kurang,” ungkapnya.
Hadirnya Bendung karet membuat manajemen air di Kabupaten Pati tertata. Ketika musim hujan berfungsi untuk menampung, sementara saat kemarau juga bisa digunakan selain untuk produksi air bersih juga untuk dimanfaatkan irigasi.
“Saat musim penghujan air mengalir dengan baik ke waduk. Sedangkan saat mendekati musim kemarau, air tawarnya dapat ditahan supaya tidak lari ke laut,” tandas dia.