Beginilah situasi pencocokan lokasi usai pengundian tempat berjualan pedagang nonkuliner, dan penjual jasa mainan, Minggu (21/4) tadi siang di Pusat Kuliner Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – dasarnya memang manusia, diberi sedikit masih merasa kurang banyak, diberi cukup banyak pun masih terlalu kurang banyak. Ituolah ungkapan untuk menggambarkan masih adanya kelompok pedagang yang sejak awalnya memang bersikukuh tidak bersedia dipindahkan dari lokasi semula di zona merah untuk berjualan, karena dirasakan sudah mapan.
Akan tetapi bagaiama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, bisa menyediakan tempat untuk mereka berjualan dengan secara berlebihan jika maksud dan tujuannya adalah untuk pemerataan dan penataan. Karena itu ulah culas pun mereka lakukan, ada sekelompok pedagang yang sengaja mendaftarkan anak-anaknya agar bisa mendapat lokasi berjualan di tempat tersebut.
Pasalnya sudah terbetik berita dan hal itu sudah menjadi rahasia umum, jika dalam kondsi diarasakan sepi atau sengaja disepi-sepikan dengan tidak berjualan dengan alasan kehabisan modal, maka pada akhirnya lokasi yang sudah didapat itu akan dijual kepada pihak lain. Seharusnya dengan dsediakannya tempat berjualan baru tersebut sebagai pedagang merasa tertantang.
Maksudnya sudah barang tentu tertantang untuk berupaya bersama-sama meramaikannya, sehingga ke depan bisa menjadi sumber penghidupan keluarganya. ”Tidak pernah berbuat apa-apa untuk kepentingan itu, tapi yang dibesar-besarkan hanya tuntutannya semata,”tandas salah seorang pemerhati masalah fasilitas publik di Pati, Ismu H.
Bagi pedagang yang sadar benar atas kondisi tersebut pun mencoba berkomentara di antara mereka saat melakukan pengecekan dan pencocokan lokasi, bahwa orang berjualan itu sama saja menunggu rezeki yang datangnya dari pembeli. Jika yang berjualan jumlahnya banyak, harapannya barang dagangannya bisa laku semua, tapi kalau tidak itulah rezeki seseorang antara yang satu dan lainnya berbeda.
Akan tetapi juga ada yag jumawa, jika di tempat ini tidak laku, ya keluar. Sedangkan yang lain, ada pula yang membeli cat untuk melakukan penomeran di tenda-tenda kuluniener yang pengundian nomornya sudah dilakukan satu hari sebelumnya, Sabtu (20/4) kemarin, serta ada pula yang mengambil tempat dengan menggunakan cat menuliskan nama dan jenis jasa mainan yang dijual.
Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagoerein) Kabuoaten Pati, Rekso Suhartono, ketika diminta tanggapannya berkait hal tersebut tidak mengelak. ”Untuk pengundian tempat kelompok pedagang nonkuliner, weperti aksesoris, sandang, mainan dan jenis sudah selesai hari ini,”tandasnya.
Terpisah Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Paryanto menatakan, srsuai keputusan braat koordinasi jajaran terkait pihaknya bertugas untuk meramaikan Pusat Kuliner Pati. ”Senin (22/4) besok mulai pukul 15.00 akan menggelar permainan tradisional anak-anak dari Tayu, dan malam harinya dilanjutkan dengan pertunjukan ketoprak anak dari SMP 2 Jakenan,”imbuhnya.(sn)