Belajar Sedikit dari Para Lonte

Redaktur ”Samin News” Alman ED (Foto:SN/aw)


SAMIN-NEWS.COM  SEJELEK-jeleknya maupun sebejat-bejatnya para lonte atau apa pun sebutannya, masih ada sedikit yang bisa kita jadikan bahan untuk belajar dalam hal hidup dan kehidupan. Utamanya kehdupan dalam berbangsa dan bernegara, dan jika di republik tercinta ini pemegang kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat.
Karena itu, jika ada elit pemimpin negara ini  yang culas terhadap rakyat maka tanpa harus diadu-adu atau dikompor-kompori pasti akan berhadapan dengan kekuatannya.   Dengan demikian, hendaknya jangan ada pemimpin yang memaksakan kehendak jika rakyat sebagai pemilik sah negeri ini tidak menghendaki atau melegitimasinya. 
Jika elite pemimpin sadar akan hal itu, maka tak akan ada harga diri sebagai bangsa berdaulat yang tergadai hanya karena kegilaan dan ambisi atas kekuasaan. Karena itu banyak-banyaklah belajar dari rakyat, termasuk sedikit belajar dari kalangan para lonte yang mempunyai banyak predikat sebutan lain atas dirinya.
Dari sedikit belajar itulah maka mata hati kita akan terbuka, bahwa dalam kondisi apa pun para lonte itu tak pernah menuntut terlalu banyak kepada negara. Sehingga sampai remuk redamnya jiwa dan raga mereka, semua ditanggung dan dihadapi sendiri dengan segala risiko dan konsekuensi, tapi di relung hati paling dalam mereka tetap sebagai anak bangsa yang memiliki setetes embun cinta terhadap tanah airnya.
Sebab, tanah air itu ibu pertiwi mereka dan ibu pertiwi seluruh anak bangsa tapi masih ada yang dibutakan bahwa ibu pertiwi kita sekarang ini diperkosa. Jika memang benar demikian, mengapa kita hanya berteriak-teriak seperti kebakaran jenggot tapi tidak menjauhkan para pemerkosanya, justru ikut serta secara berjamaah memperkosanya dengan berbagai cara untuk menggantinya dalam bentuk lain.
Ini para lonte yang terdampar dan terpinggirkan  di Kompleks Lorong Indah (LI) Desa/Kecamatan Margorejo, Pati yang bersemangat  menngunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019, Rabu (17/4) lalu demi menjaga tetap tegaknya konstitusi di republik ini.(Foto:SN/dok)
Apalagi jika tidak negara khilafah, dan barang kali mereka memang tidak pernah merasakan betapa pahit getirnya para patriot serta para suhada dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang harus dibayar dengan cucuran darah dan air mata. Akan tetapi, kita yang tinggal mewarisi dan menikmati kemerdekaan tersebut ternyata tidak sedikit pun mempunyai rasa syukur terhadap karunia-Nya.
Untuk itu, bagi yang merasa tengah dimabuk candu keuasaan cobalah sedikit belajar dari para lonte anak bangsa ini. Meskipun oleh pemegang komitmen tentang moralitas, mereka ini hanya dianggap tak beda jauh dengan sampah, tapi satu titik kesadaran masih bersemayam di relung nuraninya sebagai perempuan, yaitu tetap mempunyai  harga diri sebagai anak bangsa.
Dengan kondisi dan keadaan apa pun, mereka tidak pernah menuntut terlalu banyak pada negara, baik itu tentang oerbaikan nasib atau perubahan dalam kehidupan yang lebih baik dan bermartabat. Karena itu, dalam hal urusan moral jelas urusan mereka  yang juga sudah diurus oleh mereka sendiri.
Dibanding kalangan yang sok moralis, tapi secara nalar waras justru selalu merecoki negara tempat mereka menitipkan hajat hidupnya dengan hujatan-hujatan, kebencian, kebohongan dan keculasan. Sepertinya mereka lupa bahwa manusia sebagai khalifah di bumi, seharusnya saling berpesan tentang kebenaran dan kebaikan, bukan untuk saling menghancurkan.
Kendati para lonte ini jauh dari anggapan kebaikan, dan bahkan sebuah kebobrokan tapi berani menghadapi kehancuran atas kekuatan diri sendiri, bukan atas hasutan berjamaah. Sekali pun apa yang dilakukan oara lonte landasannya adalah keterpaksaan, tapi keberanian untuk melakukan perlawanan dalam hidup dan kehidupan, paling-paling hanya sebatas pada perlawanan diam.(Ki Samin)
.
Previous post Sistem Pengundian Tak Ada Peluang Satu Pedagang Dapat Dua Tempat
Next post Uji Ikan Terapi di Kolam Kampus Kehidupan

Tinggalkan Balasan

Social profiles