SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan. Krisis air bersih yang melanda Kabupaten Pati semakin meluas. Akhirnya pihak pemkab setempat menetapkan darurat kekeringan selama 14 hari terhitung 24 September sampai 7 Oktober.
Status ini ditetapkan dalam Rapat Penetapan Status Tanggap Darurat Kekeringan di Ruang Joyokusumo Setda Pati (24/9). Kegiatan itu dipimpin Pj Bupati Pati dan dihadiri jajaran Forkopimda.
“Masa tanggap darurat bencana kekeringan ditetapkan selama 14 hari ke depan. Semoga ini nanti berdampak baik,” kata Pj Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko.
Menurutnya pemberlakuan masa darurat kekeringan ini juga masih bisa berlanjut dengan melihat kondisi bencana yang terjadi. Pemkab akan memperpanjang maupun sebaiknya menghentikan ketika nanti sudah turun hujan.
Dikatakan penetapan darurat kekeringan ini ada pertimbangan yang diambil seperti dampak kekeringan yang semakin meluas hingga ratusan ribu jiwa kesulitan mendapatkan air bersih.
“Karena penurunan air bersih, jumlah desa dan warga yang terdampak kekeringan semakin meluas. Dampak konsumsi air rumah tangga, dampak pertanian hingga kejadian kebakaran,” jelasnya.
Berdasarkan data terakhir, setidaknya ada 156.850 jiwa warga dari 47.098 keluarga di Kabupaten Pati mengalami krisis air bersih. Mereka tersebar 71 desa yang tersebar di 9 kecamatan mengalami kekeringan.
Kecamatan yang mengalami krisis air bersih tersebut yakni, Kecamatan Sukolilo, Kayen, Gabus, Jakenan, Jaken, Winong, Tambakromo, Batangan dan Pucakwangi.
“Sebanyak 940 tangki air bersih sudah disalurkan. Masing-masing tangki 5 ribu air. Sehari bisa kirim 20-35 tangki,” terang Sujarwanto.
Ia berharap berbagai langkah yang diambil dapat menanggulangi krisis air bersih dan meminimalisir risiko luasan dampak yang ditimbulkan.
