Eddy Siswanto Tetap Menjaga Komitmen Kebersamaan

Kebersamaan dan Kemesraan selalu divisualisasikan dalam pertinjukan barongsai Kelenteng Hok Tik Bio Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Selaku Ketua Umum Kelenteng se=Kabupaten Pati yang Koordiantor Gusdurian, Eddy Siswanto atau juga dikenal dengan Eddy Kubota atau Eddy Wartel akan terus berkomitmen menjaga kebersamaan dengan seluruh komponen masyarakat di daerah. Hal tersebut juga diwujudkan dalam uoaya mendukung setiap program-program pemerintah yang berkait dengan pelayanan publik.
Jika saat ini pemerintah kabupaten (pemkab) setempat tengah berupaya menata ruang dan fasilitas publik, hal itu harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Dengan demikian, jangan ada di antara kita yang merasa dirugikan karena dalam uopaya menata kehidupan bermasyarakat dalam kemasan tata pemerintahan sebenarnya tidak terlintas pada pimpinan daerah yang merugikan masyarakatnya.
Dengan kata lain, menurut Eddy Siswanto, kalau ada kelompok masytarakat yang terkurangi porsi kepoentingannya memang benar. Salah satu contoh di antaranya, saat ini pemerintah kabupaten harus merevitalusasi Alun-alun Simpanglima Pati, jelas mengharuskan PKL untuk direlokasi sehingga konsekuensinya pemkab harus menyediakan tempat pengganti.
Hal itu tidak hanya berlaku  bagi PKL yang wselama ini berjualan di tempat tersebut, melainkan PKL yang berjualan di sepanjang pinggir jalan raya seoerti di Jl Sudirman, Jl Pemuda dan beberapa ruas jalan dalam kota lainnya juga diberlakukan ketentuan sama. ”Sebab, jalan raya juga merupakan bagian dari fasilitas publik,”ujarnya.
Eddy Siswanto (kanan) bersama Buoati Haryanto dalam kesemoatan menyambut Tahun Baru Imlek 2570 di Tahun 2019 beberapa waktu lalu, di Kelenteng Hok Tik Bio Pati.(Foto:SN/aed)

Apalagi, masih kata dia, jalan raya juga mempunyai fasilitas yang disebut trotoar yang merupakan fasilitas umum, di mana hak itu juga dimiliki kaum penyandang disabilitas. Hal itu harus bersama-sama kita hargai, karena kelompok tersebut adalah bagian dari masyarakat dengan kebutuhan khusus, tapi kita yang diberikan kelengkapan sebagai warga normal tidak menyadari kepentingan itu.
Di atas trotoar ada bagian yang diberikan tabda bergaris kuning, hal itu sebenarnya menjadi hak untuk berjalan penyandang disabilitas khususnya para tunanetra. Akan tetapi jika hak tersebut kita abaikan, seharusnya menyentuk dan mengetuk kesadaran kita sehingga harus mempunyai kemauan untuk tidak memanfaatkan fasilutas tersebut di luar kepentingan para pejalan kaki.
Terlepas dari hal itu, kepentingan lain dalam menjaga kebersamaan untuk mendukung kebijakan pemkab, pihaknya juga berkomitmen ikut berupaya memeriahkan lokasi Pusat Kuliner Pati dengan mengusung kesian barongsai Kelenteng Hok Tik Bio. Kepentingannya, jelas agar bersama kesenian lain yang ada di Pati bisa memeriahkan lokasi tersebut, untuk mengajak para pengunjung  untuk ikut meramaikan fasilitas yang dusediakan bagi para pedagang itu.
Upaya itu bahkan sudah diupayakan kalangan seniman sejak pertengahan Februari lalu hingga sekarang, sehingga sambil menunggu dimulainya relokasi seharusnya upoaya tersebut bisa diikyti oleh kelompok yang lain. ”Apalagi, komunitas kopi Pati juga sudah ikut ambil bagian, tapi siapa lagi yang akan menyusul berikutnya,”imbuh Eddy Siswanto.(sn)
Previous post Untuk Proyek Revitalisasi Alun-alun Dipastikan Tidak Ada Rekanan dari Pati
Next post Panitia Lelang Diminta Mencermati Kemungkinan Munculnya KSO

Tinggalkan Balasan

Social profiles