Banyak yang Hendak Berpartisipasi dalam Penataan Kampus Kehidupan

Dari bahan limbah bisa diproses menjadi media spot selfie di lingkungan ”Kampus Kehidupan” kawasan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Bersamaan dengan upaya penataan kawasan lingkungan ”Kampus Kehidupan” di kompleks Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, banyak muncul simpati dari yang merasa peduli. Keinginan untuk bisa ikut berpartisipasi yang ditawarkan, yaitu hendak menyumbangkan tanaman yang menjadi koleksinya.
Sebab, kata Koordinator Relawan Peduli ”Kampus Kehidupan”, Ratna ”Bathok” untuk keperluan tersebut pihaknya memang membutuhkan banyak dukungan. Karena itu bagi para simpatisan jika ingin ikut ambil bagian dengan menyumbangkan tanaman yang menjadi koleksinya, bukanlah yang harus berharga mahal.
Akan tetapi, justru bisa berupa koleksi tanaman yang mulai hilang dari khasanah lingkungan kita yang pada masa lalu banyak jenis dan jumlahnya. Di antaranya, sudah ada yang hendak mengirim tumbuhan ”cincau” atau sebagai bahan baku makanan nonbahan kimia yang sejak dulu diproduksi oleh nenek moyang kita dan tetap mampu bertahan hingga sekarang, dan lazim disebut ”cau.”
Dengan kata lain, koleksi tanaman atau tumbuhan yang hendak dikoleksi di ”Kampus Kehidupan” adalah jenis-jenis yang sepintas memang tidak menarik, tapi kaya akan manfaat. ”Sudah barang tentu termasuk tanaman untuk obat-obatan tradisional, seperti tumbuhan liar jenis tapak liman maupun ginseng Jawa,”ujarnya.
Karena itu, katanya lagi, untuk tanaman yang kini sudah ditanam ulang sebagai koleksi ”Kampus Kehidupan,” di antaranya adalah ”jali,” sorgum (gandum), kelor, jarak, lerut, gembili maupun cermai. Hal itu sesuai dengan maksud dilakukannya upaya penataan kawasan tersebut, yaitu sebagai temoat Wisata Edukasi Anak.
Harapannya, agar anak-anak nantinya bisa mengenal berbagi jenis tumbuhan yang pernah ditanam 
dan tumbuh di masa lalu. Dngan demikian, agar mereka tidak hanya bisa melihat gambar-gambarnya melalui yutube, tapi tidak pernah bisa mengenal bagaimana bentik secara aslinya yang menjadi bagian dari kekayaan alam lingkungannya.
Sedangkan untuk area spot selfie yang disediakan dan kini tengah dikerjakan, semuanya juga memanfaatkan limbah padat yang bisa di dapat di pinggiur-pinggir jalan. Salah satu di antaranya, adalah botol maupun gekas air mineral, karena bahan tersebut akan menjadi ancaman besar terhadap lingkungan kita.
Masalahnya barang kemasan tersebut dari pabrikan dengan bahan plastik, sehingga jika dibuang secara sembarangan sampai berpuluh-puluh tahun bahan tersebut tak akan pernah bisa terurai meskipun dipendam dalam tanah sekali pun. ”Itulah pentingnya anak-anak kita untuk diajak kembali mengenal alam lingkungannya sejak dini,”tandas Ratna ”Bathok”.(sn)
Previous post Komisi C DPRD Tuban Lakukan Pendalaman Pelayanan Kaum Difabel ke Pati
Next post Sinar Indah Kertas Jajagi Kerja Sama Penanganan Limbah Plastik

Tinggalkan Balasan

Social profiles