Manfaatkan Limbah Untuk Spot Selfie

Memanfaatkan limbah padat dari potongan-potongan bambu bekas dan ranting tumbuhan yang sudah mengering, Ratna ”Bathok” menyiapkan spot selfie bentuk daun waru di lingkungan ”Kampus Kehidupan” kawasan kompleks Temppat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah, Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Sesuai konsepnya ”kembali ke alam” maka dalam upaya menata lingkungan ”Kampus Kehidupan” di kompleks Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Matgorejo, Pati, tetap memanfaatkan bahan-bahan dari limbah padat yang biasanya dibuang. Sehingga sebelum menjadi bagian dari timbunan sampah, oleh tangan-tangan trampil di kampus tersebut bisa diciptakan suata keindahan tersendiri.
Itulah konsep yang menjadi pilihan Ratna ”Bathok” bersama sang suami Wawan, memilih media tersebut sesuai dengan tujuan penataan lokasoi tersebut. Yakni, sebagai Tempat Wisata Edukasi Anak, sehingga anak-anak yang berkunjung nantinya bisa mendapat pembelajaran hal-hal kecil tapi bisa dimanfaatkan untuk menciptakan estetika hasil kreatifitas sendiri.
Karena itu, katanya, dampak dari upaya pembelajaran tersebut, minimal mereka mengetahui dan mengenal bahwa kekayaan alam yang ada di lingkungan masing-masing tetap bisa memancing tumbuhnya rasa untuk mencipta. Salah satu di antarany, dari bahan potongan bambu yang sudah tak terpakai bisa dimanfaatkan membuat bingkai untuk spot selfie.
Berkait dengan bentuk, adalah tergantung dari masing-masing imajinasi anak yang bersangkutan, dan hal tersebut juga tidak sulit karena contoh bisa dilihat di alam terbuka. ”Misalnya, mau mendesain bentuk binatang maupun daun-daun pepohonan pasti banyak dijumpai di lingkungannya maupun di alam terbuka,”ujarnya.
Mengingat kepentingannya adalah untuk spot selfie, katanya lagi, maka kerangka bentuk dari potongan bambu bekas itu kemudian ditutup dengan ranting-ranting tumbuhan yang mempunyai keuletan tersendi. Dengan demikian, ketika ranting-ranting tersebut dianyam untuk menutup bagian kerangkan sesuai desain bentuknya, maka bahan itu tidak mudah patah.
Pilihan bahan yang sudah teruji untuk keperluan itu juga banyak didapatkan di lingkungan sekitar mereka, yaitu ranting dari  tumbuhan tanaman hias jenis teh-tehan. Biasanya jika tanaman itu sudah terlalu tua atau tidak menarik lagi, maka oleh pemiliknya pasti dipotong untuk digantikan tanaman hias lainnya.
Jika melihat hal tersebut hendaknya tidak sungkan meminta kepada pemiliknya ketimbang dibuang menjadi sampah tak berguna, lebih baik dimanfaatkan untuk keperluan itu. Akan tetapi, harus dibiarkan sampai kering sehingga dari tempat didapatkannya bahan tersebut bisa dibawa pulang sampai benar-benar siap dimanfaatkan.
Sedangkan untuk mempercantik spot selfie dari limbah potongan bambu dan ranting tumbuhan itu, bisa dilengkapi dengan hiasaan bunga-bungaan dari gelas air mineral yang juga banyak terbuang. ”Tunggulah saatnya sampai penataan lingkungan kamopus ini tuntas, baru kita bersama anak-anak belajar bersama.”imbuhnya.(sn) 
Previous post Saatnya Pembayar PKB Nyaman Melintas di Alun-alun Simpanglima Pati
Next post Ganjar Tolak Pemeriksaan Barisan Gunakan Jip Terbuka yang Disediakan Panitia

Tinggalkan Balasan

Social profiles