Komisi A DPRD Tuban Belajar BUMDes ke Pati

Ketua Komisi A DPRD Tuban, Jawa Timur, Agung Supriyanto (tengah) bersama rombongan yang Rabu (27/2) hari ini berkunjung ke DPRD Pati diterima Sekretrasi DPRD setempat, Bambang Santoso di ruang Banggar.(Foto:SN/adv-aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Alasan mendasar mengapa Komisi A DPRD Tuban, Jawa Timur, Rabu (27/2) hari ini berkunjung ke DPRD Pati, karena daerah yang dikenal dengan Pahlawannya di zaman Majapahit, Ronggolawe ini, ternyata menghadapi permasalahan serius. Yakni, dalam hal kemiskinan sampai sekarang belum bisa dituntaskan.
Kemiskinan di Tuban, kata Ketia Komisi A DPRD kabupaten yang bersangkutan, Agung Supriyanto, saat ini menempati urutan ke lima di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Timur. Padahal, dari segi kondisi wilayah, katanya lebih lanjut, Tuban mempunyai kawasan laut dan juga kondisi alam lainnya yang mendukung, termasuk kucuran dana desa.
Dengan demikian, pihaknya harus ke Pati untuk belajar banyak tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sebelum ini, pihaknya bersama rombongan anggotanya juga sudah berkunjung ke Ponggok, Klaten, dan sisa waktu yang tersedia setelah dari Pati akan berkunjung pula ke Rembang, dan Blora.
Dari kunjungan untuk belajar banyak hal di wilayah kabupaten tetangga ini, harapannya bisa menjadi acuan dalam mengurai masalah kemiskinan di Tuban. ”Akan tetapi di Pati ini khusus untuk belajar masalah BUMDes, sehingga bisa diterapkan di desa-desa, di Tuban yang masuk katagori miskin,”ujarnya.
Atas apa yang disampaikan Ketua Komisi A DPRD Tuban, Sekretaris DPRD Pati, Bambang Santoso yang menerima rombongan itu menyerahkan masalah tersebut kepada Kepala Bidang (Kabid) BUMDes Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Kabupaten Pati, Aris Haryono. Oleh yang bersangkutan pun dipaparkan, bahwa Kabupaten Pati yang mempunyai desa 401 sudah 100 persen membentuk BUMDes.
Dilihat dari sisi jumlah, Pati memang terbesar, tapi dari sisi kualitas juga masih harus lebih ditingkatkan. Sebab, dari jumlah BUMDes sebanyak itu, 310 di antaranya masih dalam klasifikasi dasar, 90 lainnya berkembang dengan kegiatan usaha berupa koperasi, simpan-pinjam, travel, agen BRIlink, pengelolaan sampah. Khusus yang disebut terakhir, ada di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, karena di desa tersebut banyak terdapat pondok pesantren.
Sedangkan kegiatan BUMdes lainnya, ada juga  perdagangan, dan peternakan yang meliputi usaha penggemukan sapi maupun kambing. Untuk satu BUMDes yang sudah benar-benar maju, yaitu BUMDes Kletek, Kecamatan Pucakwangi yang mempunyai banyak kegiatan usaha, termasuk mengelola objek wisata desa.
Sampai akhir 2018 lalu, aset yang dimiliki BUMDes terslebut mencapai Rp 1 miliar miliar  sehingga bisa memberikan laba keuntungan kepada desa lebih dari Rp 50 juta. ”Hal itu harus dilakukan, karena modal BUMDes yang bersangkutan berasal dari bantuan dana desa,”katanya.(sn/adv)
Previous post Pemkab Pati Tidak Sedang Bagi-bagi Warisan
Next post Kendati Harus ”Nggremet” Kampus Kehidupan Tetap Berbenah

Tinggalkan Balasan

Social profiles