Bagian sirip ekor atas replika ikan bandeng di Taman Bandeng ujung barat Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati yang Minggu (17/2) lalu bengkok ”ditekuk” terpaan angin kencang, Kamis (21/2) hari ini tuntas diperbaiki.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Upaya memperbaiki bagian sirip ekor atas replika ikan bandeng di Taman Bandeng yang berlokasi di ujung barat Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, semula ditargetkan membutuhkan waktu selama sepekan. Akan tetapi, upaya tersebut hanya memakan waktu selama empat hari sejak Senin (18/2) karena Kamis (21/2) hari ini seluruh perbaikan sudah tuntas.
Bagian sirip ekor atas replika tersebut, Minggu sore (17/2) lalu bengkok karena ”ditekuk” terpaan angin kencang menyebabkan konstruksi karangka dari bahan pelat besi dengan ketebalan 5 mm berubah posisi tudak simetris lagi. Sebab, bagian sambungan kerangka besi tersebut berubah bengkok tak mampu menahan kencangnya terpaan angin.
Belajar dari peristiwa itu, kata bagian teknik pekerjaan sipil yang mendapat tugas untuk melaksanakan perbaikan, Yanto, pihaknya tidak menginginkan hal tersebut kembali terulang. Dengan kata lain kendati nanti kembali terjadi terpaan angin kencang disertai turunnya hujan, konstruksi bagian ekor atas replika bandeng itu tetap aman.
Karena itu, selain pelurusan kembali kertangka yang bengkok dengan memberikan tambahan penguat besi pelat yang penempelannya harus dilas dan dibaut juga dicarikan upaya lain. ”Yakni, pada bagian sirip ekor atas lembaran pelapis yang menutup kerangka besi sengaja dilubangi untuk menahan terpaan angin kencang,”ujarnya.
Dengan banyak lubang atau tepatnya sebanyak 31 lubang dengan diameter 2 cm, katanya lagi, maka bila terjadi terpaan a ngin dari sisi kiri maupun kanan, kencangnya angin masih mampu menerobos masuk dan lepas melalui lubang-lubang tersebut. Hal itu berbeda sebelumnya, di mana pada bagian sirip ekor atas pelapis daru alumunium itu semua tertutup rapat.
Akibatnya, ketika angi kencang menerpa dari barat maka kerangka konstruksi pada bagian sudut sambungan tak mampu bertahan, sehingga berubah bengkok. Jika lubanhg-lubang tersebut hanya pada sirip ekor atas, karena konstruksinya sama sekali tidak menggunakan penguat bereupa tiang penyangga.
Berbeda dengan sirip ekor bawah, selain posisinya terletak lebih rendah juga diperkuat dengan tiang penyangga sebagai kamuflase untuk menempatkan lampu hias. Terlepas dari hal itu, maka hasil perbaikan dengan menambah penguatan pada kerang pelat besi dan pemberian lubang, jika nanti diterpa tiupan angin kencang pihaknya optimistis tetap mampu bertahan.
Menjawab pertanyaan, Yanto menambahkan, dalam perbaikaqn tersebut sekaligs juga dilakukan penambahan untuk pemasangan mata ikan bandeng pada sisi kiri dan kanan. ”Bahan material yang digunakan untuk keperluan tersebut adalah jenis fiber yang bisa dicetak sesuai bentuk yang dikehendaki.”(sn)