Kue ”Budaya” Imlek Membingkai Indahnya Perbedaan

Anggota DPR RI asal Pati, Firman Soebagiyo yang hadir dalam menyambut datangnya Tahun Baru Imlek 2570 di Pati,  Kelenteng Hok Tik Bio Pati, disaksikan Buati Haryanto, Kapolres AKBP Jon Wesley, Dandim 0718, Letkol ARM Arief Darmawan secara simbolis ikut membagikan ”kue budaya” kepada warga Pati, Minggu (3/2) siang tadi.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Setelah menyatakan bergabung dalam Kelompok Gusdurian Pati, salah seorang anggota DPR RI Firman Soebagiyo yang juga asal Pati bila Kelenteng Hok Tik Bio memyelenggarakan kegiatan yang bersangkutan menyempatkan hadir. Sebagaimana Minggu (3/2) hari ini, dia juga tampak di tengah-tengah masyarakat yang menerima pembagian ”kue budaya” atau kue imlek atau lazim disebut kue keranjang.
Pembagian kue  yang hanya tersedia sekali dalam setahun, yaitu pada saat Tahun Baru Imlek tersebut memang mengundang keingintahuan masyarakat, bagaimana lezatnya rasa kue dengan bahan utama dari beras pulut itu. Sedangkan dalam menyambut datangnya Tahun Baru Imlek 2570 yang dipusatkan di Kelenteng Hok Tik Bio kali ini bersamaan dengan Haul Ke-9 Gus Dur.
Karena itu, kata Firman Soebagiyo, pihaknya meluangkan waktu secara khusus hadir di tengah-tengah suasana pembagian ”kue budaya” imlek kepada masyarakat. Sebab, Kelompok Gusdurian yang di dalamnya dimotori Eddy Siswamto dan Kiai Happy Irianto, selama ini benar-benar konsekuen mengamalkan ajaran Gus Dur tentang pruralisme.
Bagi dia hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri, karena sikap seorang pruralis tentu menghargai menghargai perbedaan bukan sebagai halangan atau kendala, utamanya dalam berbangsa dan bernegara. ” Apalagi, jika perbedaan tersebut dibingkai dalam kebersamaan, persatuan, dan kesatuan, jelas menjadi berkah yang tak ternilai harganya,”ujarnya.
Bupati Haryanto dan Firman Soebagiyo (kanan) bersama biarawati dari Gereja ST Yusuf Pati yang juga akrab dengan kegiatan di Kelenteng Hok Tik Bio.(Foto:SN/aed)

Sebab, katanya lagi, dia melihat bagaimana selama ini personel Kelompok Gusdurian seperti Eddy Siswamto juga sebagai Ketua Umum Kelenteng se-Kabupaten Pati bersama Kiai Happy Irianto, ternyata bisa berjalan seiiring dalam mengemas perbedaan. Bahkan sebuah langkah maju juga berhasil diwujudkan, untuk bergandeng bersama kalangan lintas agama.
Dengan demikian, Pati bisa mewarnai perbedaan apa pun karena komitmen para pemimpinnya yang bisa menjadi panutan. Hal tersebut ke depan bisa menjadi modal dalam menggerakkan dinamika masyarakat, dan meraih martabat sebagai bagian dari komponen NKRI karena kuatnya komitmen untuk menghargai perbedaan.
Jika boleh dianologikan pembagian ”kue budaya” imlek kepada masyarakat Pati ini esensinya, merupakan bingkai perbedaan  terindah, karena cermin dari masyarakat kita sehari-hari. Sedangkan  kondisi secara riil, masyarkat sudah barang tentu atau bahkan baru kali pertama bisa menikmati ”kue budaya” imlek ini.
Akan tetapi betapa indahnya, hal yang selama ini dianggap berbeda ternyata mampu mendorong cairnya pemahaman masyarakat, bahwa perbedaan apa pun di tengah-tengah masyarakat yang tetap dalam konteks bagian dari NKRI tetaplah sebuah karunia dan berkah. ”Selamanya berbeda sikap dan paham sudah pasti tidak dilarang dan bahkan dijamin UU, dan semua kembali pada konteks tetap pada bingkai kebersamaan, persatuan dan kesatuan NKRI,”tandas Firman Soebagiyo.(sn)
Previous post Pusaka Dewa Bumi Klenteng Hok Tik Bio Dikeluarkan
Next post Membagikan Kue ”Budaya” Imlek

Tinggalkan Balasan

Social profiles