Ini Sisi Lain Gagalnya Pelaksanaan Pekerjaan TPA Model ”Sanitary Landfill”

Dinding lubang dengan ketinggian lebih dari 3 meter di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah model ”Sanitary Landfill” di Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati yang terguyur tingginya curah hujan akhirnya runtuh sepanjang lebih dari 8 meter.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Satu bukti lain atas gagalnya pelaksanaan pekerja juga terjadi pada bagian dinding lubang pembuangan dan penimbunan sampah di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati. Keseluruhan proyek berbiaya Rp 15 miliar oleh Satuan Kerja (Satker) Provinsi Jawa Tengah ini belum seumur jagung sudah ada bagian konstruksi pasangan batu dinding itu yang runtuh.
Dari pencermatan kondisi di lokasi, hal itu terjadi lagi-lagi karena kesalahan teknis utamanya dalam pembuatan ”detail enginering desain” (DED) tidak memoerhatikan tingginya curah hujan di kawasan cekungan Muria-Patiayam, di mana lokasi proyek tersebut berada. Dengan kata lain, ada data lapangan yang diabaikan oleh penyusun DED tersebut.
Akibatnya, dalam kondisi curah hujan cukup tinggi di lokasi sekitar lubang ”Sanitary Landfill” TPA sering terjadi gelontoran air cukup besar dari hulu kali, atau lazim disebut banjir bandang. Bukti awal banjir tersebut pernah menghancurkan talut di sepanjang tepi alur kali di sisi barat yang berbatasan dengan akses jalan ke  lokasi TPA.
Padahal waktu itu proyek secara keseluruhan belum genap satu bulan selesai dikerjakan, yaitu pada Oktober 2017, tapi bulan November awal gelontoran air hujan dari hulu sudah menghancurkan talut dari pasangan batu yang terpasang di lokasi pinggir kali lingkungan TPA itu. Sehingga Tahun 2018 harus dialokasikan anggaran lagi, untuk pembuatan bronjong pengganti talut yang ambrol.

Konstruksi dinding pasangan batu tinggi 3 meter yang seharusnya diikat dengan campuran semen dan pasir ini jika butuh bukti terjadinya ketidakberesan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga menyebabkan runtuhnya dinding tersebut perlu diuji laboratorium.(Foto:SN/aed)

Jika sekarang ganti dinding lubang yang runtuh saat berlangsung musim penghujan, hal itu berarti ada faktor X yang menjadi penyebabnya. Akan tetapi yang jelas fakor penyebab runtuhnya dinding lubang TPA itu adalah karena rendahnya kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga untuk pembuktiannya harus ada uji laboratorium berkait dengan material.
Sebab, pasangan batu dengan ketinggian dinding tersebut seharusnya material pengikat antara campuran pasir dan semen tentu tidak hanya asal-asalan. Demikian pula teknik konstruk lainnya juga dengan jarak tertentu pada dinding itu diperkuat dengan kolom, sehingga gaya tarik beban pasangan tegak itu  berimbang.
Di sisi lain, faktor penyebab juga bisa terjadi karena desakan beban timbunan sampah yang dimaksimalkan karena hal itu menyangkut sistem operasional. Belum lagi kondisi sampah tersebut juga mengeluarkan air atay ”licit” yang tidak bisa mngalir maksimal karena saluran piva PVC yang terpasang tidak maksimal, dan masih ditambah lagi air hujan yang meresap masuk ke dalamnya.
Ditanya berkait hal tersebut, penanggung jawab pengelolaan TPA Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, Sukiman yang juga Kepala Seksi (Kasi) Kebersihan bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) setempat mengatakan, bahwa proyek tersebut statusnya masih dalam masa pemeliharaan. ”Rekanan yang bersangkutan sudah diberitahu, dan Senin (28/1) pekan depan akan melakukan perbaikan,”katanya.(sn) 




   
Previous post Bukti IPAL TPA Tidak Berfungsi Jika Musim Penghujan
Next post Rombongan Banggar DPRD Jombang ke Pati

Tinggalkan Balasan

Social profiles